Ekonomi

Meningkatnya Pembangunan Infrastruktur, Pemerintah Diminta Jalin Kemitraan

NusantaraNews.co, Jakarta – Pengajar Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jakarta, Amsar A Dulmanan mengatakan ketimpangan antara meningkatknya pembangununan infrastruktur dengan penurunan daya beli masyarakat harus menjadi fokus dari pemerintah. Menurutnya daya beli masyarakat itu harus dibangun dengan sistem dan mekanisme keberpihakan.

“Jadi resikonya ketika infrastruktur dibenahi dengan proses percepatan setelah dia selesai, ada percepatan ekonomi masyarakat dalam kelanjutan dari infrastrukturnya, gas apa segala macam, kebutuhan pokok segala macam, sosialisasi dan segala macem,” ungkap Amsar saat ditemui nusantaranews.co di Kantor PBNU, Jl. Kramat Raya, Selasa (12/9/2017).

“Akhirnya munculah pola peningkatan pendapatan masyarakat mobilitas ekonomi dengan sendirinya kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat,” lanjutnya.

Amsar menilai tidak signifikanya dampak dari pembangunan infrastruktur dapat ditutupi melalui program kemitraan dalam rangka penguatan daya beli masyarakat.

“Ya benar tapi kan ada program kemitraan lain yang dikhususkan pada upaya penguatan desa. Contohnya pembangunan Dana Desa, lalu KUR Itu tujuan sebenarnya untuk membantu kekurangan progress dari pengembangan pendapatan dan daya beli masyarakat,” papar dia.

Baca Juga:  Wabup Nunukan Buka Workshop Peningkatan Implementasi Reformasi Birokrasi dan Sistem Akuntabilitasi Instansi Pemerintah

Pengamat ekonomi politik Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Indonesia Ini memandang meningkatnya rasio hutang yang di gunakan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur mengkhawatirkan.

“Kalau semua kan hutang, tapi problemnya bisa ketutup apa tidak. Kalau dulu namanya kalau kasih swasta membangun tol itu milik swasta memasukkannya itu milik swasta Kita cuman menerima pajak, lalu bayar utang. tapi kalau itu memilik negara jadi kemampuan membayar utang jalur infrastruktur itu rasionya akan bisa dijangkau,” pungkasnya

Sebelumnya, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyatakan, dalam beberapa tahun terakhir Indonesia tengah mengalami penurunan daya beli masyarakat, meskipun Bank Indonesia (BI) mengklaim inflasi nasional berada dalam tingkat yang stabil rendah.

Enny mengatakan, penurunan daya beli masyarakat ini terlihat
lantaran keterbatasan lapangan kerja. Meski tingkat pengangguran terbuka tidak naik, masyarakat banyak yang beralih ke sektor informal.

Pewarta: Syaefuddin A
Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 42