Terbaru

Menhan AS: Kami Tidak Menang di Afghanistan

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis/Foto: Dok. whorunsgov.com
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis. (Foto: Whorunsgov.com)

NUSANTARANEWS.CO, Washington – Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis dalam sebuah kongres pada Selasa (13/6)  bahwa AS tidak bisa dikatakan menang dalam perang melawan gerilawayn Taliban di Afghanistan. Untuk itu, kepada seluruh anggota parlemen Mattis berjanji akan membuat strategi perang baru pada pertengahan Juli mendatang.

Mattis tak menampik kemungkinan AS akan meminta ribuan tentara lagi untuk diterjunkan ke Afghanistan. Ia sekadar mengingatkan bahwa masa kegelapan invasi AS melawan Taliban meski didukung pemerintahan tetapi tetap saja pasukan AS menemui jalan buntu setelah 16 tahun berperang Afghanistan.

“Kami tidak menang di Afghanistan saat ini dan kami akan memperbaikinya sesegera mungkin,” kata Mattis disaksikan Komite Angkatan Bersenjata seperti dikutip Reuters.

Ia mengatakan Taliban kini tampak semakin kuat. Bahkan sebelumnya Amerika juga memperkirakan pasukan AS akan mendapatkan serangan dan pertempuran sengit melawan Taliban.

Seperti dikabarkan sebelumnya, sejak Trump duduk di Gedung Putih, wacana Washington mengirimkan lagi pasukannya ke Afghanistan menguat. Kendati beberapa pejabat AS mempertanyakan manfaat pengiriman kembali tentara ke Afghanistan. Bahkan, dalam jumlah banyak sekalipun dinilai belum tentu akan mampu merubah keadaan, alih-alih menciptakan stabilitas dan keamanan di sana.

Baca Juga:  Cuek Hasil Survei, Cagub Luluk Yakin Tembus Suara 55 Persen di Pilgub Jatim

Sampai saat ini, lebih dari 2.300 orang Amerika telah terbunuh dan lebih dari 17.000 terluka sejak perang dimulai pada tahun 2001. Sementara pemerintah Afghanistan dinilai militer AS juga tidak mampu berbuat banyak. Dari 407 kabupaten di Afghanistan, hanya sebesar 59,7 persen saja pemerintah Afghanistan mampu mengendalikannya. Angka tersebut menyusut 11 persen bila dibandingkan pada tahun 2016.

Pekan lalu, tiga tentara AS terbunuh saat seorang tentara Afghanistan menembaki mereka di Afghanistan Timur. Bulan lalu, sebuah ledakan bom truk di Kabul menewaskan lebih dari 150 orang. Ini disebut sebagai serangan paling mematikan sejak 2001 silam.

Akhir April lalu, pemerintahan Trump sudah melakukan peninjauan kembali terhadap Afghanistan. Hasilnya, sebanyak 3.000 tentara As dan 5.000 tentara sekutu akan diberangkatkan kembali ke Afghanistan dengan dalih menciptakan stabilitas dan keamanan di negara itu. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 11