NUSANTARANEWS.CO – Kepolisian menyebut bahwa jenis bom yang meledak di sejumlah lokasi di Surabaya pada Minggu 13 Mei 2018, dan Sidoarjo berjenis bom pipa dengan bahan peledak triacetone triperoxide (TATP). Menurut polisi, bom itu termasuk high explosive.
Polisi menyebut bahan peledak jenis TATP sudah sangat dikenal kalangan kelompok ISIS di Suriah dan Irak. Kata kepolisian, TATP sangat berbahaya sehingga dijuluki Mother of Satan.
Redaksi mencoba untuk mempelajari lebih mendalam terkait TATP atau Mother of Satan dari berbagai sumber terpecaya dan sejumlah literatur. Kajian singkat namun padat ini perlu disuguhkan agar menjadi bagian dari pembelajaran supaya tidak disesatkan, dan bagaimana barang tersebut bisa beredar di pasaran bebas.
Apa itu TATP?
TATP adalah singkatan dari Triacetone Triperoxide atau Aseton Peroksida.
Aseton Peroksida adalah peroksida organik dan peledak tinggi primer yang dihasilkan oleh oksidasi aseton untuk menghasilkan campuran monomer linear dan dimer siklik serta bentuk tetramer. Trimer ini dikenal sebagai triacetone triperoxide (TATP) atau tri-cyclic aceton peroxide (TCAP). Dimer dikenal sebagai diacetone diperoxide (DADP).
Aseton Peroksida sangat mudah ditemui di sekitar kita. Dilihat dari bentuknya, Aseton Peroksida berupa bubuk kristal putih dengan bau seperti pemutih pakaian atau pewarna rambut (bleach) yang khas ketika tidak murni, atau berbau seperti buah ketika murni.
Sifat Aseton Peroksida sangat sensitif terutama terkena panas, gesekan dan hantaman. Ia dapat meledak bila terkena panas, gesekan listrik statis, asam sulfat pekat, radiasi UV yang tekanannya kuat. Sebagai peledak non-nitrogen, TATP lebih sulit dideteksi dan telah digunakan sebagai bahan peledak dalam beberapa serangan teroris sejak tahun 2001 silam.
Di dunia industri, Keton Peroksida termasuk juga Aseton Peroksida dan Metil Etil Keton Peroksida diaplikasikan sebagai inisiator untuk reaksi polimerisasi. Ambil contoh misalnya silikon atau polyester resin dalam pembuatan fiber glass diperkuat komposit. Untuk kegunaan ini peroksida biasanya dibentuk larutan encer dalam pelarut organik. Metil Etil Keton lebih umum untuk tujuan ini karena stabil dalam penyimpanan.
Salah satu kegunaan Aseton Peroksida sebagai pemutih tepung. Selain itu, Aseton Peroksida adalah produk samping yang tidak diinginkan dari beberapa reaksi oksidasi seperti yang digunakan dalam sintesis fenol. Karena sifat eksplosifnya, keberadaan Aseton Peroksida dalam proses dan sampel kimia menciptakan kondisi yang memiliki potensi bahaya. Banyak metode digunakan untuk mengurangi potensi bahayanya, termasuk menggeser pH ke lebih basa, meyesuaikan suhu reaksi, atau menambah inhibitor produksinya. Misal, Triacetone Peroxide dalam kontaminan utama yang ditemukan diisopropil eter sebagai hasil dari oksidasi fotokimia di udara.
Kepekaan sebagai bahan peledak
Saat baru, TATP sama sensitifnya dengan peledak primer rata-rata. Dan DADP ketika baru agak kurang sensitif dibandingkan peledak primer rata-rata. Sampel yang lebih lama mengandung kristal yang lebih besar karena sublimasi ulang dan kristal yang lebih besar, umumnya lebih sensitif.
Namun, bukti eksperimental di balik efek ini kontradiktif. Penting dicatat, bahwa perbedaan gaya gesekan antara permukaan yang berbeda sering lebih besar daripada varian antara sensitifitas gesekan dari sepasang bahan peledak utama yang diberikan. Misal, jenis kertas yang berbeda. Ini mengarah pada nilai-nilai berbeda untuk sensitifitas gesekan yang diukur di laboratorium.
Peroksida Aseton basah beberapa kali lebih sensitif terhadap gesekan daripada Peroksida Aseton kering. Namun, sensitifitas dampaknya hampir sama seperti dalam kasus sampel kering. Campuran dengan minyak sintetis seperti WD-40, keduanya lebih sedikit benturan dan friksi daripada sampel kering.
Percampuran TATP dan anomium nitrat akan menjadi kurang sensitif daripada TATP murni. TATP telah digunakan dalam serangan bom dan serangan bom bunuh diri serta digunakan pada alat peledak rakitan, antara lain:
Pertama, pemboman London pada 7 Juli 2005 di mana empat pembom bunuh diri yang menewaskan 52 orang dan melukai lebih dari 700 lainnya.
Kedua, bom sepatu; TATP salah satu bahan peledak yang digunakan oleh pembom sepatu tersebut yakni Richard Reid tetapi upayanya gagal.
Ketiga, digunakan oleh pembom bunuh diri dalam serangan November 2015 di Paris, Perancis dan pemboman Brussels, Belgia pada tahun 2016.
Keempat, pemboman Manchester Arena pada Juni 2017, serangan Brussels dan pengeboman Parsons Green.
Kemudian pemboman di Kota Surabaya pada Minggu 13 Mei 2018.
Daya ledak TATP dan jarak ledak kematian
TATP shockwave overpressure adalah 70 persen dari dan untuk TNT. Sedangkan impuls fase positif 55 persen, setara TNT. TATP pada 0,4 gram/cm3 memiliki 1/3 dari brisance TNT (1,2 gram/cm3) yang diukur dengan tes Hess (Rumpel-Leede test/Tourniquet test). Uji lekuk plat memberikan sekitar 70 persen dari TNT pada kepadatan yang sama. Uji coba mortar balistik memberikan 62 persen TNT. Sedangkan Tes Leede Truzl menyebutkan di atas 250 cm3, yakni sekitar 80 persen dari TNT. Ini berarti TATP merupakan bahan peledak yang cukup kuat.
Menghitung jarak kematian yang cukup tepat untuk gelombang kejut yang dihasilkan menggunkan persamaan Bass atau Bowen. Satu kilogrm TATP dapat menghasilkan 50 persen kematian pada jarak 1,2 meter dan hampir 99 persen kematian pada jarak sekitar 0,9 meter.
Sedangkan 10 kilogram TATP dapat menghasilkan 50 persen kematian pada jarak 3,2 meter dan 99 persen mortalitas pada jarak 2,5 meter atau jarak antara tubuh bagian atas dan pusat ledakan, orang yang menghadap ke arah manapun. Lingkungan yang padat mengurangi jarak ini sekitar 1/3. Hal ini menyebabkan sekitar 700 gram TATP per satu kematian.
Kemampuan percepatan bubuk TATP longgar (0,3 – 0,5 gram/cm3), tidak terlalu baik. Energi volume 0,4 gram/cm3 TATP sekitar 1120 J/cm3. Sedangkan parameter yang sama untuk TNT adalah sekitar 6800 J/cm3. Ini kira-kira sangat mirip dengan kecepatan fragmen khs 0,5 kilometer/s untuk 0,4 gram/cm3 TATP muatan longgar dan 1- kecepatan fragmen khas 0,5-1 km/s untuk 0,4 gram/cm3 TATP muatan longgar dan 1-2 km/s.
TATP menjadi bahan menarik bagi para teroris karena mudah disiapkan dari bahan eceran yang tersedia seperti hair bleach dan penghapus cat kuku. Hal ini juga mampu menghindari deteksi karena merupakan salah satu dari beberapa bahan peledak tinggi yang tidak mengandung nitrogen. Kemudian, bahan ini juga bisa tidak terdeteksi pemindai deteksi ledaakan tradisional yang dirancang untuk mendeteksi bahan peledak nitrogen. Beberapa perangkat pendeteksi untuk TATP kini telah dikembangkan.
Langkah-langkah untuk membatasi penjualan hidrogen peroksida terkonsentrasi (di atas 12 persen conc) telah dibuat di Uni Eropa dan Kanada. Semoga akan segera dikembangkan di Indonesia. Dan ini adalah tugas Komisi I DPR RI!
Kerugian penggunaan TATP adalah kerentanannya yang tinggi terhadap peledakan yang tidak disengaja dan menghasilkan kecelakaan kerja di tempat-tempat pembuat bom, yang telah menyebabkan TATP dirujuk sebagai The Mother of Satan. TATP ditemukan dalam ledakan tak disengaja yang mendahului serangan teroris tahun 2017 di Barcelona dan sekitarnya.
Sintesis TATP skala besar berbau seperti pemutih baju atau rambut, atau bahkan seperti bau buah-buahan. Bau ini bahkan bisa menembus ke dalam pakaian dan rambut dalam jumlah yang cukup terlihat seperti bau bahan kimia. Fakta ini telah terkonfirmasi dalam sebuah laporan pada tahun 2016 lalu pada peristiwa pemboman Brussels dan tahun 2018 pada insiden Bendungan Beaver.
TATP adalah sumber kecelakaan
TATP adalah seumber umum kecelakaan di kalangan ahli kimia atau penghobi kimia. Kecelakaan penggunaan TATP biasanya berupa amputasi jari. Dan kecelakaan yang diakibatkan penggunaan TATP berada pada urutan 100 amputasi di Amerika Serikat dan Uni Eropa tiap tahunnya.
Sebagian besar cedera disebabkan oleh sejumlah kecil TATP yang secara tidak sengaja meledak dalam jarak yang dekat dengan jari-jari karena jumlah kecil (gram) umumnya tidak cukup kuat untuk mengamputasi jari-jari dari jarak yang lebih besar dari 5-10 centimeter. Bagi yang sudah berpengalaman menangani TATP akan menghindari kontak dekat antaraa jari dan eksplosif itu sendiri, dari sintesis hingga peledakan akhir.
Langkah-langkah tersebut, misalnya, termasuk menggunakan beberapa ketas saring selama tahap peyaringan yang dipertukarkan agar tidak memiliki lebih dari 0,2 gram TATP pada kertas saring tunggal, kertas yang dibentangkan sebelumnya dengan batang kayu yang dibungkus kapas untuk manipulasi dan perangkat mitigasi ledakan untuk pengisian terakhir.
Praktek umum di laboratorium sintetis termasuk penggunaan sarung tangan gabungan dari kulit/kevlar/kawat baja, sarung tangan/busi telingan dan kacamata anti-peluru/panel kaca. Ini dirancang untuk melindungi terhada kebisingan dan pecahan terbang, bukan ledakan itu sendiri.
Dari penjelasan dan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan beberapa poin penting.
Pertama, jika teroris menggunakan TATP sebagai media atau alat untuk melakukan aksi bom, maka bisa dipastikan bahwa teroris tersebut masih amatir karena TATP adalah eksplosive yang sangat tidak stabil.
Kedua, TATP dalam dunia terorisme dan peledakan hanya digunakan sebagai pancingan, sama halnya dengan Thermoberic.
Ketiga, penamaan Mother of Satan diasosiakikan secara berlebihan dari pihak kepolisian. (red/ed/nn)
Editor: Eriec Dieda, Achmad S & Romandhon