Mancanegara

Mencermati Sanksi “Anti Rusia” AS

NUSANTARANEWS.CO – Mencermati sanksi “anti-Rusia” Amerika Serikat (AS) terkait jalur pipa gas bawah laut antara Rusia dan Jerman yang dikenal dengan Nord Stream 2 – yang terus mendapat tekanan berat dari Amerika Serikat (AS) belakangan ini memang sangat menarik. Apalagi bila dicermati sejak awal disetujuinya proyek tersebut oleh Jerman dan Finlandia – AS sudah menentang keras bahkan mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada mereka yang terlibat dalam proyek tersebut.

Sebagai sebuah negara indutri maju, Jerman memang sangat membutuhkan energi dari Rusia untuk menggerakkan roda industri negaranya. Kerjasama kemitraan ekonomi Jerman-Rusia yang saling menguntungkan tersebut, ternyata membawa implikasi politik yang luas. Terutama bagi kepentingan geopolitik AS yang merasa khawatir bahwa Jerman dalam jangka panjang akan lebih berorientasi kepada Rusia. Lebih jauh lagi, akan membawa perubahan desain Eropa menjadi multipolar.

Washington tampaknya berpikir bahwa hubungan bilateral yang lebih erat antara Jerman dan Rusia ini akan membuat AS lebih sulit mendominasi kebijakan luar negeri Jerman. AS sendiri melihat bahwa pada gilirannya tindakan “balancing” Jerman dapat merusak desain unipolar AS di Eropa.

Baca Juga:  Eropa Berharap Menjadi "Gudang Senjata Perang" untuk Menyelamatkan Ekonominya

Di sisi lain, Nord Stream 2 adalah ibarat pedang bermata dua bagi AS karena akan memotong bisnis LNGnya yang menguntungkan – namun pada saat yang sama menyediakan dalih strategis bagi AS untuk “melegitimasi” kehadirannya di Polandia dan Baltik.

Seperti diketahui, jalur pipa Nord Stream 2, setiap tahunnya mengirimkan 55 miliar meter kubik gas alam Rusia ke Jerman melintasi Laut Baltik untuk memenuhi kebutuhan energi Eropa yang lebih murah. Nord Stream 2 merupakan perusahaan gabungan antara Gazprom (Rusia), Engie (Prancis), OMV AG (Austria), Royal Dutch Shell (Inggris-Belanda), serta Uniper dan Wintershall (Jerman). Proyek pipa ini Pipa ini akan dioperasikan pada tahun 2019.

AS melihat bahwa bila konstruksi Nord Stream 2 sudah berjalan maka akan semakin meningkatkan ketergantungan Uni Eropa (UE) pada pasokan sumber energi Rusia. Bukan itu saja, Washington bahkan dengan penuh kecurigaan melihat bahwa Rusia akan memanfaatkan jalur pipa tersebut untuk memasang peralatan pengintai di bawah Laut Baltik.

Baca Juga:  Pembantaian Warga Palestina di Gaza: Kekejaman yang Mencoreng Kemanusiaan

Dengan kemungkinan tersebut, tidak mengherankan bila AS ingin menjatuhkan sanksi pada perusahaan-perusahaan energi Jerman dan negara-negara UE lainnya yang terlibat dalam pembangunan proyek pipa gas Nord Stream 2.

Sejauh ini, pemerintahan Presiden Trump tetap berpegangan bahwa sanksi yang diperluas merupakan pilihan yang paling masuk akal. Menurut sebuah sumber di Gedung Putih mengatakan bahwa Washington tidak akan berhenti berupaya menghentikan Proyek Nord Stream 2.

Hal tersebut diakui oleh Sumber Departemen Luar Negeri yang mengungkapkan bahwa, “Perusahaan yang bekerja di sektor pipa energi Rusia terlibat dalam lini bisnis yang membawa risiko sanksi.”

Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton dan pejabat senior AS lainnya malah dengan tegas mengatakan bahwa proyek Nord Stream 2 sebagai ancaman langsung terhadap AS dan keamanan Eropa. Oleh karena itu proyek tersebut harus segera dihentikan.

Menurut Spiegel Online, mengutip Sandra Oudkirk, deputi asisten menteri luar negeri AS untuk energi, mengatakan bahwa Gedung Putih siap menjatuhkan sanksi ekonomi terkait proyek pipa Nord Stream 2.(Banyu)

Related Posts

1 of 3,054