NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Diduga melakukan ujaran kebencian saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai PDI Perjuangan ke-44 di Jakarta, pengasuh ponpes Al Ishlah Pamekasan Madura KH. Mohammad Ali Salim melaporkan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri ke Polda Jawa Timur. Pidato yang dimaksud ialah pidato Megawati pada HUT PDI Perjuangan pada 10 Januari 2017 lalu.
Laporan tersebut berupa laporan polisi nomor LPB/1447/XI/2017/UM/Jatim.
“Memang ada laporan di SPKT Polda Jatim dengan terlapor Ketum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri,” ungkap Kabidhumas Polda Jatim Frans Barung Mangera, Rabu (8/11/2017).
Menanggapi laporan tersebut, Wasekjen DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan bahwa itu sebagai sesuatu tindakan hukum yang patut dicurigai merupakan upaya untuk memulai kobarkan isu SARA dalam Pilkada Jawa Timur.
“Kami percaya sepenuhnya, Polda Jawa Timur akan berhati-hati dan sigap menangani kasus ini sehingga tidak berkembang menjadi masalah sosial yang dapat mengganggu ketertiban masyarakat di Jawa Timur. Mari sama-sama kita ciptakan Pilkada Jatim yang aman, tertib dan damai dengan tetap menjaga persaudaraan kebangsaan kita bersama,” kata Basarah menanggapi laporan tersebut.
Ditambahkan Ahmad Basarah, kepada segenap kader-kader PDIP se-Jawa Timur dan seluruh Tim Pendukung Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur agar tidak terpancing dengan propaganda dan provokasi yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk menciptakan instabilitas sosial dan politik di Jawa Timur dengan mengobarkan isu SARA.
Seperti diketahui, salah satu petikan pidato Megawati waktu itu sempat membuat reaksi publik karena dinilai bernuansa SARA. “Para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan diri mereka sebagai pembawa ‘self fulfilling propechy’, para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, notabene mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya.”
Sebagian pihak menilai, kalimat tersebut telah menodai keyakinan umat Muslim yang salah satu rukun imannya menyakini akan datangnya Hari Akhir; meyakini bahwa seluruh alam dan segala isinya pada suatu hari nanti akan mengalami kehancuran dan meyakini bahwa setelah kehidupan di dunia ini akan ada kehidupan yang kekal yakni di akhirat.
Pewarta: Tri Wahyudi
Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews