Mancanegara

Manbij, Front Baru Perang Penghancuran Suriah

manbij, front baru, perang, penghancuran suriah, pasukan turki, sdf, ypg, perbatasan suriah, pasukan pemerintah suriah, nusantaranews
Pasukan Turki bergerak menuju Manbij. (Foto: Ugur Can/DHA via AP)

NUSANTARANEWS.CO, JakartaPasukan Turki terus maju menuju kota strategis, Manbij. Pasukan Ankara terus maju melakukan operasi militer selama sepekan di wilayah timur laut Suriah tersebut.

Manbij adalah sebuah kota yang didiami mayoritas Arab yang sangat strategis dan berada di bawah kendali Pasukan Demokratik Suriah (SDF) sejak 2016 silam. SDF dipimpin oleh Kurdi.

Pada Senin (15/10) malam, seperti dilaporkan Aljazeera, pasukan pemerintah Suriah dibantu Rusia mulai berkumpul di pinngiran Manbij, sehari setelah Amerika Serikat mengumumkan penarikan pasukannya dari wilayah itu.

Konon, penarikan pasukan AS tersebut dilakukan Washington menyusul SDF membuat kesepakatan yang disaksikan pasukan Rusia dengan pasukan pemerintah Suriah untuk bersama-sama menangkis serangan militer Turki di Manbij.

Baca juga: Turki Meluncurkan Operation Peace Spring Ke Wilayah Kedaulatan Suriah

Pada Selasa, tentara pemerintah Suriah mulai memasuki Manbij untuk kali pertama sejak 2012. Sementara, tentara Rusia berpatroli di garis depan antara pasukan Turki dan tentara Suriah untuk mencegah terjadinya konfrontasi.

Baca Juga:  Mantan Komandan NATO Menyerukan untuk Mengebom Krimea

Dengan berkomprominya SDF dengan pemerintah Suriah, boleh dibilang impian Kurdi mendirikan negara di sepanjang wilayah Rajova berakhir lantaran kini telah dikontrol pemerintah Suriah yang dipimpin Bashar Al Assad. SDF selama ini diketahui memang tengah berupaya menciptakan federasi otonom di timur laut Suriah.

Manbij dikatakan strategis karena berada di tengah-tengah jalur penting Suriah bagian utara. Wilayah tersebut telah menjadi target sebagian besar pemain dalam konflik Suriah selama delapan tahun terkahir karena jalur pasokan yang melintasinya. Selain itu, wilayah ini sempat dikuasai pemberontah anti Assad pada 2012, sempat pula dikuasai ISIL atau ISIS pada 2014 yang kemudian jatuh ke tangan SDF pada 2016.

Pusat ekonomi lokal Manbij berdekatan dengan jalan raya yang merupakan rute konsesial utama yang menghubungkan kota pelabuhan barat Latakia ke Aleppo, Raqqa dan Deir Az Zor yang kaya akan minyak. Sehingga, penarikan pasukan AS dari Manbij memberi kesempatan kepada pemerintah Suriah untuk mengendalikan jalan raya yang dapay membantu pembangunan kembali ekonomi negara yang hancur akibat perang tak berkesudahan.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Baca juga: Pengakuan Pembelot SDF: AS dan SDF Berkolaborasi Dengan ISIS Dalam Menjalankan Misi

Bagi Turki sendiri, wilayah Manbij dijadikan pijakan utama untuk mencegah SDF bergerak bolak-balik di sepanjang Sungai Eufrat sekaligus merebut Hassakeh dan Qamishli yang masih dikontrol SDF. Selain itu, Manbij juga penting bagi rencana Turki untuk menciptakan zona aman sekaligus mengembalikan 3,6 juta pengungsi Suriah di Turki kembali ke tanah airnya. Menurut Ankara, zona aman yang dimaksud setidaknya 30 kilometer jaraknya dari wilayah Suriah. Manbij sangat penting bagi Turki untuk membangun zona aman tersebut.

Untuk melakukan upaya tersebut, Turki berkepentingan membersihkan SDF dari perbatasan. SDF sendiri dipelopori oleh Unit Perlindungan Rakyat Kurdi atau yang dikenal YPG. Ankara memandang YPG perpanjangan dari Kurdistan Worker’s Party (PKK), sebuah keloompok yang sudah bertahun-tahun melakukan kampanye otonomi bersenjata di perbatasan Turki. (eda)

Baca juga: Erdogan: Turki akan Hancurkan Milisi YPG Kurdi Suriah yang Didukung AS

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Sumber: Aljazeera

Related Posts

1 of 3,056