Puisi Irul S Budianto
LANGIT TERBAKAR
malam ini tak perlu mencari rembulan
sekedar untuk menghias sepenggal kisah
di beranda yang dulu pernah kita singgahi
saat perjalanan baru dimulai
di sepanjang jalan anak-anak piatu kelaparan
entah sejak kapan perutnya keroncongan tak terisi nasi
matanya tertuju pada pintu rumah-rumah mewah
yang terlihat hanya wajah-wajah tanpa rupa
berjalan berputar-putar sambil menepuk dada
anak-anak piatu pun tertunduk lesu
kepalanya kembali dihinggapi seribu pertanyaan
cinta yang menghias dada orang-orang itu
dengan mudahnya hilang karena kertap angin
malam ini tiba-tiba langit terbakar
dari mulut anak-anak piatu lalu terdengar
doa dan zikir tanpa jeda
kapan langit kembali terang berhias cinta?
2017
Irul S Budianto, lahir di Boyolali, 22 Juli. Menulis puisi, cerpen serta esai sastra-budaya dan tersiar di beberapa media. Kini tinggal pelosok di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]