NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – DPRD Jatim akan melakukab evaluasi terhadap kinerja kepala BPBD Jatim Suban Wahyudiono karena dinilai lamban dan kurang tanggap atas terjadinya gempa di Situbondo Kamis dinihari (11/10).
Selain tidak melakukan antisipasi, update perkembangan terkini juga belum dipublikasikan secara luas ke masyarakat.
“Kami juga belum dapat update informasi terkini gempa Situbondo, saya malah dapat informasi dari media,” kata Ketua Komisi E DPRD Jatim Hartoyo, Kamis (11/10/2018).
Menurutnya, institusi seperti BPBD seharusnya aktif koordinasi dengan BMKG. Dan yang tak kalah penting adalah tanggap menangani serta memberi informasi kepada masyarakat, terkait potensi bencana di Jawa Timur. Tujuannya jelas, agar meminimalisir korban, dan kalau ada korban langsung bisa ditangani dengan cepat.
“Kepala BPBD juga harus on call 24 jam, karena masyarakat pasti menunggu perkembangan setiap waktu,” tekan Politisi Partai Demokrat ini.
Dijelaskannya, gempa di Situbondo yang termyata sampai menimbulkan korban jiwa di Kepulauan Sumenep, harus segera ditangani cepat.
“Kita akan evaluasi kepala BPBD Jatim karena penanganan bencana ini sangat serius. Kami akan segera minta laporan setahun kemarin sudah melakukan apa saja,” pungkas Hartoyo.
Sementara itu, Kepala BPBD Jatim Suban Wahyudiono, sejak 06.00 tadi pagi belum bisa dihubungi. BPBD Jatim juga tidak punya tempat atau sarana untuk memantau perkembangan terkini bencana di Jatim.
3 orang meninggal dunia, 4 orang luka dan beberapa rumah rusak di Kabupaten Semenep akibat gempa M6,3 yang mengguncang wilayah Jawa Timur dan Bali. Pusat gempa di 61 km timur laut Situbondo pada kedalaman 10 km. Tidak berpotensi tsunami. pic.twitter.com/xAQ6wij6tC
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) October 10, 2018
Sekadar diketahui, gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,4 SR mengguncang wilayah Jawa Timur dan Bali pada Kamis (11/10/2018) pukul 01.57 WIB.
BMKG melaporkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,47 Lintang Selatan dan 114,43 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 55 km arah timur laut Kota Situbondo, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur pada kedalaman 12 km.
Dalam peristiwa tersebut ada tiga korban jiwa yang kesemuanya warga Sumenep sebagai korban terdampak gempa tersebut. Tiga orang meninggal dunia tersebut antara lain Nuril Kamiliya (L/7) dari Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Sumenep, H. Nadhar (P/55) dari Dusun Jambusok, Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Sumenep dan seorang laki-laki dewasa (masih dalam proses identifikasi) dari Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Sumenep. Korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
Pewarta: Setya N
Editor: M Yahya Suprabana