Ekonomi

KSPI Prediksi 2019 Buruh di PHK Meningkat, Ini Sebabnya

Ketua KSPI: Sejak Merdeka Buruh tak Pernah Dapat Social Justice. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)
Presiden KSPI Said Iqbal. (Foto: Ist)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memiliki catatan sejumlah kasus PHK yang terjadi di beberapa daerah sepanjang tahun 2018. Salah satunya, PHK terjadi di daerah Serang, Banten, di PT. Alcorindo sekitar 600 orang buruh , PT RWA sekitar 660 orang buruh, PT Grand Pintalan, sekitar 50 orang buruh.

“Dan ada sebuah pabrik garmen yang melakukan PHK terhadap 600 orang buruh,” kata Presiden KSPI Said Iqbal, Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Labih lanjut Iqbal memaparkan, untuk daerah Bogor, Jawa Barat, seperti di PT. IKP yang tutup menyebabkan sekitar 600 orang buruh di PHK. Sementara PT. Tanashin juga dalam proses melakukan PHK, dimana 300 orang buruh terancam kehilangan pekerjaan. Serta di Jakarta, PHK juga terjadi di PT. FNG yang mengakibatkan sekitar 300 orang buruh kehilangan pekerjaan, di PT. Pasindoi sekitar 56 orang buruh.

“PHK besar-besaran juga terjadi di Purwakarta. Tutupnya PT. OFN mengakibatkan sekitar 1.800 orang buruh di PHK, PT. Dada Indonesia menyebabkan 1300 orang buruh di PHK, dan PT. Iljunsun menyebabkan 1.400 orang buruh di PHK,” ungkap Iqbal.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Tidak hanya itu, kata dia, di daerah Subang pun PT. Hanson Yeol juga tutup dan menyebabkan 3100 orang buruh ter-PHK. Sedangkan di Cimahi, PHK terjadi di PT. SN (Garmen) mengakibatkan 400 orang buruh kehilangan pekerjaan.

“Selain data-data di atas, masih banyak yang saat ini dalam proses pencatatan. Bisa diketahui, dari tiga pabrik di Purwakarta saja, telah terjadi PHK di PT OFN 1.800 orang, PT. Dada Indonesia 1300 orang, dan PT Injunsun 1.400 orang dengan total 4.500 orang buruh di PHK,” ujarnya.

Iqbal menilai, tidak ada upaya yang sungguh-sungguh untuk menyelesaikan kasus-kasus PHK yang terjadi. Jika hal ini dibiarkan, tahun 2019 hingga 2020, Said memprediksi akan semakin banyak buruh yang di PHK.

Apalagi, kata dia, revolusi industri 4.0 sudah di depan mata.

“Menaker tidak siap menghadapi revolusi industri 4.0. Persiapan yang dilakukan sejauh ini terkesan hanya berkutat pada sosialisi mengenai apa itu revolusi industri 4.0. Pada tugas Menteri bukan sekedar melakukan sosialisasi,” ucapnya.

Baca Juga:  Sokong Kebutuhan Masyarakat, Pemkab Pamekasan Salurkan 8 Ton Beras Murah

Sebelumnya diketahui, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Khairul Anwar mengatakan sepanjang tahun 2018, hanya ada 3.362 orang buruh yang di PHK. Berdasarkan catatan KSPI, sektor industri yang akan terancam, meliputi garmen, tekstil, elektronik, otomotir, farmasi, industri baja dan semen, dan sebagainya.

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,154