PeristiwaPolitik

KPK Bantah Dipecatnya Archandra Karena Laporannya Ke KPK

NUSANTARANEWS.CO – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengaku pernah kedatangan mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, sesaat setelah Arcandra dilantik presiden. Namun dia membantah jika kedatangan Arcandra saat itu merupakan bagian bentuk dari sebuah laporan yang bertujuan untuk membongkar mafia migas di kementerian ESDM. Menurutnya kunjungan Arcandra itu hanya merupakan kunjungan kehormatan saja.

“Melaporkan sih tidak, seolah-olah sudah membawa dokumen. Beliau datang, saya melihatnya sebagai sebuah courtesy call,” kata Agus usai upacara peringatan HUT ke-71 Republik Indonesia di gedung KPK, Jakarta, Rabu, (17/8/2016).

Agus mengungkapkan bahwa salah satu yang disampaikan Archandra saat itu adalah Chandra ingin menjadi menteri yang akuntabel. Sehingga Arcandra ingin membongkar salah satu kasus korupsi besar yang terjadi di kementerian tersebut, dimana kasus tersebut ditutupi oleh Menteri ESDM Sudirman Said sebelumnya. Hal tersebut disebutnya terasa wajar, jika ada menteri yang ingin memberantas korupsi ditempatnya bekerja.

Namun Agus membantah jika pengaduan Arcandra ke KPK itu dikaitkan dengan beredarnya isu kewarganegaraan ganda yang membuatnya dicopot dari jabatan menteri. “Tapi yang tersebar itu kan, mau membongkar ini, mau membawa data. Komitmen dia untuk ke depannya akuntabel,” kata Agus.

Baca Juga:  Tingkatkan Infrastruktur, Cagub Luluk Siap Majukan Bawean

Sebelumnya beredar pesan berantai yang menyatakan bahwa Archandra meminta KPK masuk ke Kementerian ESDM dan membongkar kebobrokan di dalamnya. Spesifiknya terkait kasus yang ditutupi oleh Menteri ESDM sebelumnya yakni Sudirman Said. Berikut isi pesan tersebut :

Banyak yang berpikir geger kasus Arcandra Tahar sampai diberhentikannya seperti yang terlihat di permukaan. Padahal tidak seperti itu. Dalam kasus Arcandra Tahar ini Presiden Jokowi (Joko Widodo, red) ditekan habis-habisan dari segala penjuru mata angin. Mulai dari JK (Jusuf Kalla, red), Teuku Umar hingga partai-partai (politik). Puncaknya adalah terbongkarnya status kewarganegaraan Arcandra Tahar. Tapi persoalan awalnya bukanlah itu.

Awal persoalan muncul ketika Arcandra Tahar minta KPK masuk full ke kementrian ESDM dan bongkar semua kebobrokan disana. Itulah mengapa Arcandra Tahar merupakan satu-satunya menteri yang langsung mengunjungi KPK sesaat setelah dilantik.

Kepada media Arcandra mengaku berkunjung ke KPK hanya mau berkenalan saja. Tapi ada pembicaraan serius disini. Dan pembicaraan yang diutarakan saat itu adalah tentang audit. Arcandra Tahar ingin kementrian ESDM akuntable. Sayangnya salah satu pimpinan yang masih dianggap pro ke MG membocorkan hasil pertemuan ini. Bahwa menteri minta dibongkar semua soal mafia migas.

Masih ingatkah dulu awal Pemerintahan Jokowi ada yang gembar-gembor masalah impor minyak murah dari Senegal? Itu proyek yang gagal total yang dilindungi yang di era Sudirman Said dipetisikan. Ini salah satu yang akan dibongkar Arcandra dan KPK. Begitu juga dokumen-dokumen Petral dan masalahh SKK Migas, dokumen-dokumen Arcandra sudah lengkap dan siap diserahkan ke KPK.

Maka semua pihak jadi gerah oleh Arcandra ini. Arcandra berbeda dengan SS yang seolah galak pada satu pihak tapi membela kepentingan pihak lain. Maka besok malamnya langsung ada pertemuan di TU. Semua orang mengira pertemuan dalam rangka pilgub DKI. Padahal bukan.

SP, JK, MG, dan utusan ARB semua kumpul bersatu dalam kepentingan yang sama untuk membahas ancaman dari menteri ESDM baru ini. Maka dicarilah celah. Ada pepatah: “Jika kamu bukan seorang malaikat jangan sok bersih, sebab kelemahanmu sendiri pasti akan dibongkar”. Dan… Bingo! Ketemulah celah kasus paspor ini.

Selanjutnya kita bisa lihat presiden Jokowi ditekan dari segala penjuru mata angin terkait kasus kewarganegaraan Arcandra ini. Bahkan para pembantu dan orang-orang dekatnya ikut menekan dengan cara tidak langsung.

Awalnya skenario yang disepakati untuk meredam kasus ini adalah menonjolkan Arcandra masih warga negara Indonesia. Sambil sebisa mungkin tidak mengakui secara langsung Arcandra pernah menjadi warga negara Amerika. Namun akibat kepentingan yang tumpang tindih maka beberapa petinggi mulai seolah membela Arcandra seraya mengkonfirmasi kebenaran masalah paspor. Contohnya Yasonna Laoly yang kesannya membela Arcandra. Tapi kita tahu beliau lebih loyal kemana? Begitu juga pernyataan Wiranto yang justru mengkonfirmasi kebenaran tuduhan terhadap Arcandra. Tak ketinggalan dengan Pak JK yang ikut menekan Presiden. Kita tahu SS adalah menterinya JK.

Masalahnya kesalahan status kewarganegaraan Arcandra Tahar ini memang fatal. Sepintar apapun dia, sebaik apapun niatnya tetap saja kesalahan perihal status kewarganegaraan ini fatal. Dan aturan tetaplah aturan. Maka presiden Jokowi tak diberi pilihan lain selain memberhentikan Arcandra sebagai menteri ESDM. Sebab jika tidak maka bukan mustahil masalah kewarganegaraan Arcandra ini jadi bumerang bagi pemerintahan Jokowi.

Demikian sekilas info dibalik kasus Arcandra. Masalah kewarganegaraannya itu adalah akibat, bukan sebab. (Restu/Ed: Sule)

Baca Juga:  Anggota DPRD Nunukan Akan Perjuangkan Aspirasi Terutama Yang Bersifat Mendesak

Catatan editor: Bentuk tulisan diedit seperlunya seperti paragraf dan kata yang disingkat diperbaiki. Namun untuk beberapa singkatan nama masih dibiarkan sebagaimana isi pesan yang asli. Segala editing yang dilakukan editor sama sekali tidak menambah atau mengurangi satu kata pun.

Related Posts

1 of 95