Politik

KNPI Didesak Buang Jauh-jauh Budaya Perpecahan

knpi, okp, okp knpi, konflik knpi, kongres knpi, organisasi knpi, nusantaranews, nusantara news, nusantara
Organisasi Kepemudaan (OKP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – KNPI didesak Buang jauh-jauh budaya perpecahan. Ketua PB HMI bidang PSDA, Pahmuddin menyoroti organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang merupakan tempat bernaung sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) nasional. Menurutnya, KNPI yang dulunya menjadi payung kokoh tempat bernaung kini tak telah berubah drastis.

“KNPI, payung yang dulunya kokoh tempat bernaung oleh alumnus OKP Cipayung yang dalamnnya ada HMI, IMM, PMII, PMKRI, GMKI, GMNI, kini tak ubahnya pasar malam, hilanglah sudah cita-cita awalnya dengan budaya perpecahan yang mereka rawat pada tubuh orang yang bergelut di dalamnya,” ujar Pahmuddin dikutip dari keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Dia menilai KNPI saat ini justru memperlihatkan sikap kekanak-kanakan lantaran awet memlihatkan budaya perpecahan. “Di mana budaya dualisme menjadi hal yang lumrah. Lihat saja KNPI yang dipimpin Rivai Darus, menuai perlawanan sosok Fat Arafik yang tidak menerima realitas politik,” sebutnya.

“Ingat, di masa kecil dahulu jika ada yang membuat kita pada teman sepermainan maka kita sangat gampang memilih ngambek, tetapi ngambeknya hanya sementara waktu saja, esok harinya kembali membaik seperti biasanya, itulah memori yang hampir semua manusia alami,” sambung dia.

Baca Juga:  Fraksi Gerindra DPRD Nunukan Pemerintah Kedepankan Standar Kepatutan Dalam Bantuan

Pahmuddin merasa heran mengapa para calon pemimpin bangsa yang terhimpun di dalam KNPI Pusat mempertontonkan sikap yang bahkan lebih akut dari sikap kekanak-kanakan. Melihat perseteruan yang terus berlangsung sampai saat ini, kata dia, merupakan realitas yang sudah sangat jauh dari kriteria tokoh pemuda yang dahulu pernah dicontohkan Soekarno, Sutan Syahrir dan lain-lain.

Kata Pahmuddin, KNPI kini menjadi pasar malam yang semrautan. Dia menilai, memang tidak bisa dipungkiri KNPI selalu menuai polemik karena terlalu lemah dalam memverifikasi OKP yang semestinya tidak relevan untuk bernaung di bawah payung organisasi.

“Lihat saja, sayap parpol menjadi bagian dari setiap kepentingan politik. Dengan itu sangat merusak tatanan yang sejak awal menjadi nafas perjuangan KNPI,” cetusnya.

Pahmuddin menambahkan, sudah saatnya KNPI berbenah. Kembali pada ruh perjuangan awal. “Kita ambil saja penggalan warna daun muda yang menggambarkan generasi muda harapan bangsa dan sifat pemuda itu sendiri yang penuh optimis dan harapan. Sungguh mulia makna dari kalimat itu, di mana optimisme itu redup perlahan-lahan,” terangnya.

Baca Juga:  Ketemu Guru Madrasah Diniyah, Inilah Janji Risma-Gus Hans Jika Menang Pilgub Jatim

KNPI adalah wadah pemuda. Warna coklat yang berarti manusia atau bumi Indonesia. Manusia dimaksud adalah manusia yang punya cara pandang keindonesiaan yang jauh lebih baik dari kondisi sebelumnya, wadah pemuda yang sungguh-sungguh bernaung dibawa bendera KNPI. “Tidak memandang siapa, agamanya apa, etnisnya apa, tetapi menjadikan bumi Indonesia ini menjadi payung agung segenap pemuda Indonesia,” ujarnya.

Dia menyarankan Cipayung orginal sebaiknya berkumpul untuk merumuskan standar khusus untuk KNPI berkongres. “Saya tidak mau menyoal anggaran kongres KNPI yang jumlahnya Rp 9,8 miliar di Provinsi Aceh. Kita berharap ada perubahan yang lebih baik dari KNPI pusat tersebut,” kata Pahmuddin.

“Saya sebgai kader HMI yang sunggu sayang akan KNPI. Berharap hanya satu tempat berkongres. Kubu Rivai Darus dalam waktu dekat jika kongres KNPI di Aceh sebaiknya ada standar yang harus dipertimbangkan,” sarannya.

Pertama, kata Pahmuddin, Kemenpora wajib tegas. Jika tidak menyatu maka sebaiknya dibekukan saja. Kedua, pemerintah Provinsi Aceh membatalkan ijin dan bantuan atas terlaksananya Kongres KNPI yang diagendakan akhir tahun 2018 jika tidak ada penyatuan.

Baca Juga:  Anggota DPRD Nunukan Ini Berjanji Akan Perjuangkan Penguatan Insfratruktrur

Ketiga, Cipayung harus keluar dari KNPI jika pelaksanaan tidak ada niat baik bersama untuk menyatu. “Terakhir saya berharap ada forum khusus untuk menertibkan OKP yang hanya nampak di saat momentum kongres tiba. Sama halnya dengan organisasi sayap parpol sebaiknya dikeluarkan dari KNPI. Jika ke empat poin tersebut tidak lagi bisa di indahkan, maka wajib ada pengakuan secara tertulis dari semua calon ketua umum untuk dijalankan setelah terpilih, Nur Fajriansyah. Haris Pertama dan Jekson wajib mengadirkan niat baiknya. KNPI wajib menjadi laboratorium pemimpin bangsa seperti yang dicita-citakan para pendirinya,” tuntasnya.

(nvh/bya)

Editor: Banyu Asqalani

Related Posts

1 of 3,051