Gaya HidupHankamTerbaru

Ketika Daya Tarik Emosional Lebih Berpengaruh dalam Membentuk Opini Publik

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat pertahanan dan intelijen Susaningtyas Kertopati mengatakan generasi muda mutlak mendapatkan pendidikan dan pemahaman yang komprehensif terkait cinta tanah air dan wawasan kebangsaan. Menurutnya, pendidikan tentang hal tersebut bisa diberikan di sekolah maupun dari orang tua mereka.

“Anak muda kita yang saat ini populer denan istilah Kids Zaman Now tentu saja bisa menjadi pemangku serta pelaku persatuan kesatuan bangsa yang piawai menjaga kedaulatan NKRI asalkan mendapat pendidikan dan pemahaman yang utuh dari sekolah dan orang tuanya terkait cinta tanah air, wawasan kebangsaan, serta kewaspadaan akan ajaran-ajaran radikal dan terorisme,” katanya, Jakarta, Jumat (10/11/2017).

Wawasan kebangsaan adalah materi yang sangat penting di era keterbukaan digital saat ini. Pasalnya, kata dia, generasi muda harus dijaga dari ancaman ajaran-ajaran radikal dan terorisme yang kini bergerilya di media sosial. Terlebih, media sosial kini telah menembus batas kehidupan masyarakat tanpa mengenal usia, dari orang tua, muda hingga anak-anak.

Baca Juga:  KPU Nunukan Sosialisasikan Penyerahan Dukungan Bagi Calon Perseorangan di Pilkada 2024

Wanita yang akrab disapa Nuning ini menuturkan, memantau situs internet yang punya konten ektrimis adalah suatu keniscayaan. Para pemangku kepentingan dan berbagai tokoh masyarakat, agama, politik termasuk tokoh pemuda harus serentak mengamankan kedaulatan NKRI di segala lini dan aspek kehidupan berbangsa. Terutama generasi muda yang akan menjadi penerus kepemipinan di masa mendatang.

“Anak muda kita yang kini tak lepas dari gadget tentu harus diajak menjaga kebhineka tunggal-ikaan bangsa dan negara kita. Apalagi pada saat ini tatkala perkembangan media sosial sudah berbeda dengan 5 tahun lalu,” terangnya.

Saat ini, kata dia, adalah suatu keadaan di mana daya tarik emosional lebih berpengaruh dalam membentuk opini publik daripada fakta yang objektif.

“Hal ini sangat rentan bagi munculnya disintegrasi bangsa bila tidak dijaga,” ucap Nuning.

Menyikapi keadaan dan kondisi tersebut, kata dia, dialog antar generasi dalam bahasan-bahasan wawasan nusantara yang kekinian telah menjadi penting dilaksanakan. Menurutnya, melihat dinamika perkembangaan dewasa ini, harus ada terobosan saluran komunikasi yang menedepankan interoperabilitas sehingga lebih koordinatif dan terintegrasi. (ed)

Baca Juga:  Abu Hasan Siap Maju sebagai Calon Bupati Sumenep: Perjuangan dan Pengabdian untuk Kemajuan Daerah

Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews

Related Posts

1 of 19