Budaya / SeniPuisi

Kepada Anak-anak Indonesia Untuk Apa Kau Menulis Puisi?

Menulis Kematina. (Lukisan - The Death of Marat)
Menulis Kematian. (Lukisan – The Death of Marat)

Puisi Yanwi Mudrikah

Komunitas Sastra

Gubug Kecil Indonesia

 

bukan lilin yang nyala

atau barisan kue bolu di meja

tetapi, tetapi

gubug kecil Indonesia

adalah ruang

untuk kita belajar

berdiskusi tentang seni;

tradisi; sastra; dan budaya;

 

gubug kecil Indonesia,

kami bangun dengan airmata

dan ikhtiar yang terus berpijar

 

gubug kecil Indonesia,

adalah generasi yang melek tulis dan baca

: gubug para calon penulis Indonesia

 

darmakradenan, 18 maret 2019

 

Kepada Anak-anak Indonesia

 

di lapangan,

aku menyaksikan mereka

–anak-anak yang tetap bermain sepak bola

 

sekalipun di kota

gadget dimana-mana

dan orang-orang hampir lupa

dengan identitasnya

 

anak-anak,

memainkan bola, hujan dan lumpur

mereka lebur

tertawa lepas

 

darmakradenan, juli 2018

 

Sudah tak ada lagi kata-kata

 

tetapi,

bahasa hati dalam dada

ruhku – ruhmu menyatu

 

sudah tak ada lagi kata – kata

suatu hari,

sejarah akan bercerita

 

darmakradenan, juli 2018

 

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Untuk Apa Kau Menulis Puisi?

 

kalau hanya ingin tenar

 

untuk apa kau menulis puisi?

kalau mau mengumpat saja

 

untuk apa kau menulis puisi?

kalau hatimu tetap batu

 

untuk apa kau menulis puisi?

kalau-kalau jiwamu buntu

 

darmakradenan, juli 2018

 

Yanwi Mudrikah, lahir di Darmakradenan, Ajibarang, pada 12 Agustus 1989. Aktif menulis sastra sejak tahun 2010, saat masih duduk di bangku kuliah. Karya-karyanya terpublikasikan di Suara Pembaruan (Jakarta), Minggu Pagi (Yogyakarta), Koran Merapi (Yogyakarta), Satelitpost (Purwokerto), Radar Banyumas (Purwokerto), Pikiran Rakyat (Bandung), Flores Sastra (Flores), Suara Merdeka (Semarang), Solo Pos (Solo), Jurnal Sajak (Jakarta), Indopos (Jakarta), Majalah Mayara (Surabaya), Harian Tangsel (Jakarta), Banjarmasinpost (Banjarmasin), Harian Waktu (Bandung), Majalah Embun (Surakarta), Riaupos (Riau), NusantaraNews.co, www.litera.co.id, SastraPurnama.com, Harakatuna.com, Radar Bojonegoro (Jawa Timur), Majalah Ancas (Banyumas, Jawa Tengah) dan Media Indonesia (Jakarta), dll.

Karya puisinya juga terdokumentasi dalam Antologi Puisi Hari Puisi Indonesia 2016 216 Penyair Indonesia (Yayasan Hari Puisi Indonesia, Yayasan Sagang 2016); Antologi Di Bawah Sadar Di Atas Sadar (Forum BKI, 2013); Antologi Cahaya Tarbiyah (Forum Mahasiswa Tarbiyah, 2013); Creative Writing (STAIN Press, 2013); Kampus Hijau (STAIN Press, 2015); Pilar Puisi 2 (STAIN Press, 2015); Pilar Puisi 3 (Sekolah Sastra Peradaban, 2016); Rumah Penyair 3 (Kepompong Press, 2016); Seberkas Cinta Antologi Puisi 89 Penyair Indonesia (Digna Pustaka, 2016); Antologi Puisi Membaca Kartini Memaknai Emansipasi dan Kesetaraan Gender (Komunitas Joebawi, 2016); dan Beberapa sajaknya lolos dalam Indonesian Literary Collective (ILIC, Jerman 2014); Senyuman Lembah Ijen Antologi Puisi Nusantara (TareSi Publisher, 2018);  Perempuan Memandang Dunia Kumpulan Puisi Perempuan Penyair Nusantara (Tema Litera, 2018); Antologi Puisi Bengkel Sastra Taman Maluku Menjemput Rindu Di Taman Maluku (Bengkel Sastra Taman Maluku Semarang, 2018); A Skyful of Rain Antologi Puisi Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2018 (Tahura Media, 2018). Dan buku puisi pertamanya Rahim Embun (2013); buku puisi keduanya Menjadi Tulang Rusukmu (2016);dan buku puisi ketiganya Menjadi Ibu (2019).

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Riwayat pendidikannya, untuk Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertamanya diselesaikan di desa kelahirannya. Kemudian, ia melanjutkan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Purwokerto, sempat tinggal di Pondok Pesantren Al-Amin Mersi, Purwokerto. Pada tahun 2011 ia menyelesaikan S-1 (S.Sos.I) di STAIN Purwokerto—sekarang IAIN Purwokerto jurusan Dakwah/ Komunikasi Penyiaran Islam. Pada tahun 2015 ia menyelesaikan S-2 (M.Pd) di Universitas Muhammadiyah Purwokerto jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).

Saat ini berprofesi sebagai dosen terbang (pengajar tamu) di perguruan tinggi swasta di Purwokerto dan Cilacap. Selain itu, dia mengasuh dan menggerakkan Komunitas Sastra Gubug Kecil Indonesia, di Ajibarang-Banyumas (Jawa Tengah). e-mail : [email protected]. FB. Yanwi Mudrikah.

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected]

Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co

Related Posts

1 of 3,191