Berita UtamaKhazanahPolitikTerbaru

Kata Ulama: Titik Nol Kota Banda Aceh Adalah di Gampong Pande

Kata Ulama: Titik nol kota Banda Aceh adalah di Gampong Pande.
Kata Ulama: Titik Nol Kota Banda Aceh adalah di Gampong Pande.

NUSANTARANEWS.CO, Banda Aceh – Kata Ulama: Titik Nol Kota Banda Aceh adalah di Gampong Pande. Begitu pentingnya bagi seluruh masyarakat Aceh untuk bersatu menyelamatkan situs sejarah Islam Gampong Pande, sehingga seruan perjuangan dari para Ulama untuk penyelamatan Situs Gampong Pande bahkan disampaikan melalui corong Mimbar masjid bersejarah kebanggaan Bangsa Aceh, Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, dalam khutbah shalat Jum’at tanggal 12 Maret 2021.

Bagi yang tidak sempat hadir mendengarkan khutbah Jum’at tersebut, berikut sebagian petikan isi Khutbah Jum’at tersebut dikutip ddari Tabloid Gema Baiturrahman, edisi Jum’at,12 Maret 2021.

“Cara lainnya menghargai hadiah Allah kepada hambanya ialah dengan cara melestarikan peninggalan sejarah keagungan Islam sebagai identitas keberislaman seorang Muslim. Kalau merawat mesjidil Aqsa sebagai situs Isra’ Mi’raj adalah tanggungjawab bersama, maka melestarikan situs-situs peradaban Islam di tempat lain termasuk di Aceh merupakan tanggungjawab kita bersama.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Kalau kita tidak bisa menerima adanya pihak-pihak yang merusak situs Isra’ Mi’raj di Palestina, tentu kita juga tidak bisa menerima adanya perusakan situs-situs peradaban Islam di tempat lainnya.  Aceh termasuk salah satu central peradaban Islam tertua di Asia Tenggara, maka sudah sepatutnya kitalah yang bertanggungjawab untuk merawatnya bukan merusaknya.

Hari ini usia kota Banda Aceh sudah 814 tahun. Pertanyaannya di mana tapak penghitungan awal tahun bersejarah  ini?  Menurut catatan sejarah bahwa titik nol kota Banda Aceh adalah di Gampong Pande. Lalu apa yang sedang kita saksikan hari ini, Gampong Pande dijadikan sebagai proyek tempat pembuangan limbah kotoran manusia.

Kalau penguasa, baik eksekutif maupun legisltif menjawab bahwa di situ bukan kuburan ulama, bukan makam raja-raja tetapi hanya makam biasa, tidak masalah dibongkar. Baik, sekarang kita dudukkan para penguasa, ekskutif maupun legislatif, para kontraktor dan lainnya, kita tanyakan kepada mereka bagaimana perasaan anda kalau kuburan keluargamu dibongkar seperti itu, lalu dijadikan sebagai tempat pembuangan kotoran?

Baca Juga:  Berikut Nama Caleg Diprediksi Lolos DPRD Sumenep, PDIP dan PKB Unggul

Jangan lupa pesan Al-Quran; Artinya; Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, (Ali Imran: 140).

Allah akan mempergilir waktu ini sepanjang masa, kalau hari ini anda membongkar kuburan orang lain, suatu saat orang lain akan membongkar kuburan anda dan keluarga anda !” (Red)

Kontributor/Pewarta: Mawardi Usman

 

Related Posts

1 of 3,049