NUSANTARANEWS.CO, Jepang – Sebuah kota di Jepang diperintahkan untuk mencari perlindungan atau masyarakat pergi ke tempat lapang jika terjadi serangan rudal Korea Utara. Perintah ini disiarkan dalam sebuah siaran televisi nasional.
Dilansir The Sun, perintah tersebut berlangsung selama tiga menit melalui sebuah siaran televisi yang menyatakan bahwa warga di kawasan tersebut harus menjauh dari rumah dan melindungi diri mereka dari sebuah bangunan jika Korea Utara meluncurkan tembakan rudal ke arah Jepang.
Dalam siaran itu, pemerintah Jepang akan menginformasikan kepada warganya bila terjadi serangan rudal.
Baca: Jepang Gelar Latihan Evakuasi Menyusul Ancaman Rudal Korea Utara
Sebanyak 43 stasiun televisi di seluruh Jepang dilaporkan akan terus menyiarkan pengumuman tersebut. Sementara 70 surat kabar Jepang menerbitkan instruksi tertulis. Demikian laporan dari Daily Telegraph.
Pengumuman tersebut dilakukan pemerintah menyusul adanya peningkatan ketegangan setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal lainnya.
Kim Jong-un digambarkan menyeringai mengikuti uji coba rudal. Sementara foto lain menunjukkan kerumunan besar tentara bersorak-sorai di samping peluncur rudal.
Rudal adalah sistem baru keempat yang telah dipuji oleh negara komunis Korea Utara tahun ini. Baca juga: Kekuatan Rudal Nuklir Korut; 10 Menit Setelah Diluncurkan, Jepang Lenyap
Penduduk Jepang nampaknya semakin khawatir dengan meningkatnya risiko serangan rudal dan pada bulan April dilaporkan bahwa penjualan tempat penampungan bom nuklir telah melonjak di Jepang.
Sebuah perusahaan kecil di Jepang membangun tempat penampungan nuklir telah perintah dimumumkan karena warga sipil yang ketakutan bersiap menghadapi yang terburuk.
Baca lagi: Nuklir Korut Mengancam, Warga Jepang Mulai Membeli Bunker
Oribe Seiki Seisakusho, yang berbasis di Kobe, Jepang barat, telah menerima delapan pesanan pada bulan April.
Bisnis tersebut juga menjual persediaan 50 pemurni udara buatan Swiss, yang dikatakan untuk mencegah radiasi dan gas beracun, dan mencoba untuk mendapatkan lebih banyak, menurut direktur perusahaan Nobuko Oribe. (ed)
Editor: Eriec Dieda