Ekonomi

Jangan Biarkan Garuda Mengikuti Jejak Merpati

Garuda Indonesia dan Merpati Airlines
Garuda Indonesia dan Merpati Airlines

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Krisis keuangan yang sedang melanda maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia sudah selayaknya harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah. Jangan sampai pemerintah terlambat menanganinya, sehingga Garuda mengikuti jejak PT Merpati Nusantara Airlines yang telah lebih dulu bangkrut.

Sebagai perusahaan BUMN, apa yang dialami maskapai penerbangan Merpati dulu persis dengan yang dialami oleh Garuda saat ini. Tentu masyarakat Indonesia tak ingin kembali kehilangan satu lagi perusahaan penerbangan terbaik milik negara tersebut.

Sebelum benar-benar bangkrut dan akhirnya dijual, dikutip dari Kompas.com, akhir tahun Desember 2011, Merpati sudah memperoleh suntikan dana sebesar Rp 561 miliar dari APBN. Namun, usulan suntikan tambahan sebesar Rp 250 miliar pada tahun 2012 kemudian tidak terealisasi hingga saat ini.

Kaitannya dengan itu, apa yang pernah dialami Merpati Ailine jangan kembali terulang pada kasus Garuda. Pasalnya, hanya Garuda satu-satunya maskapai penerbangan terbaik yang dimiliki Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah Harus Segera Lakukan Proteksi Kebijakan yang Berpihak pada Garuda

Baca Juga:  Bea Cukai Nunukan Lakukan Hibah dan Musnahkan Barang Ilegal Lainnya

Sementara itu Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM) Bin Firman Tresnadi menanggapi kondisi yang dialami PT Garuda tersebut, ia menilai pemerintah seolah seperti sengaja melakukan pembiaran. Ia melihat negara belum melakukan upaya serius untuk mengurai masalah tersebut.

“Belum. Pemerintah cenderung melakukan pembiaraan selama ini. Seharusnya, karena ini salah satu simbol negara, harus menjadikan hal ini sebagai prioritas,” kata Bin Firman Tresnadi saat dihubungi Nusantaranews.co, Senin, 5 Juni 2018.

Dirinya menyatakan bahwa sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk menyelamatkan Garuda Indonesia dari ancaman kebangkrutan. Sebab Garuda Indonesia adalah National Carrier Flag.

“Iya dong. Itu kan perusahaan milik negara. Salah satu citra baik atau buruknya negara di dunia penerbangan di lihat dari Garuda,” terangnya.

Sebagai informasi, saat ini kondisi maskapai penerbangan Garuda Indonesia terus merugi. Sepanjang tahun 2017, Garuda mencatatkan kerugian mencolok. Pada kuartal III-2017, kerugian mencapai angka 221,9 juta dolar AS (Rp 2,99 triliun). Sementara di kuartal I-2017 Garuda mencatat kerugian sebesar 99,1 juta dolar AS. Angka ini meningkat pada kuartal II-2017 yang mencapai 184,7 juta dolar AS.

Baca Juga:  Baznas Sumenep Komitmen Tingkatkan SDM dan Entaskan Kemiskinan Melalui Beasiswa dan Program UMKM

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 3,053