NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Indo Police Watch (IPW) mengungkapkan adanya polisi aktif yang mengacungkan simbol-simbol politik berbahaya bagi profesionalitas dan netralitas Polri menghadapi Pemilu 2019.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengomentari sebuah foto dua jenderal berpakaian dinas yang mengacungkan dua jari. Simbol itu sendiri identik dengan pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo-Sandiaga.
Neta memandang, pose dua jari itu terkesan kampanye. Karenanya, dia mendesak Polri segera memberikan klarifikasi.
“Penjelasan ini perlu dilakukan untuk klarifikasi tentang netralitas maupun profesionalitas Polri di tahun politik sekarang ini maupun di Pilpres 2019,” kata Neta, Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Atas kejadian tersebut Neta meminta anggota Polri bisa menjaga sikap dan menahan diri. Maksudnya, agar tidak tampil dengan simbol-simbol yang menunjukkan keberpihakannya dalam Pilpres 2019 mendatang. “Bisa menganggu netralitas Polri di tahun politik ini,” ucapnya.
“Apa pun alasannya, penampilan simbol simbol yang menyangkut partai atau calon presiden tertentu bisa menimbulkan persepsi negatif yang merugikan netralitas dan profesionalisme Polri,” sambung Neta.
Menurutnya, salah satu dampak negatif dari acungan dua jari itu netralitas Polri ternodai. “Selain mengganggu netralitas Polri, foto itu bisa menunjukkan bahwa telah terjadi polarisasi di internal kepolisian untuk mendukung capres tertentu,” ujarnya.
Polarisasi tersebut akan semakin tajam, kata dia, mengingat salah satu dari jenderal itu akan menjabat sebagai Kapolda Lampung dan satunya lagi mantan Kapolda Lampung.
Pewarta: Banyu Asqalani
Editor: Gendon Wibisono