Ekonomi

Kepercayaan Masyarakat Terhadap Air Minum Dari PDAM Meningkat

Pengelolaan Air. (Ilustrasi)
Pengelolaan Air. (Ilustrasi)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketua Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Bambang Sudiatmo mengungkapkan, secara umum nilai rata-rata kinerja PDAM mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil evaluasi tahun 2016 jumlah PDAM sehat sebanyak 198 PDAM, tahun 2017 naik menjadi 209 PDAM dan tahun 2018 sebanyak 223 PDAM masuk kategori sehat.

Penilaian tersebut, kata Bambang, dilakukan bekerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang memiliki perwakilan di berbagai daerah dan berkompeten melakukan audit perusahaan. Penilaian dilakukan terhadap 18 indikator kinerja PDAM yang terbagi menjadi 4 aspek yakni keuangan, pelayanan, operasional dan sumber daya manusia.

Baca Juga:

“Kemudian hasil penilaian dibagi menjadi 3 kategori yakni PDAM sehat dengan nilai >2,8, PDAM kurang sehat dengan nilai 2,2-2,8 dan PDAM sakit dengan nilai <2,2,” kata Bambang Sudiatmo di Instalasi Pengolahan Air (IPA) PT. Aetra, Senin (19/11/2018) lalu.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Berharap Semenisasi di Perbatasan Dapat Memangkas Keterisolasian

Ia menjelaskan beberapa faktor berpengaruh pada naik turunnya kinerja PDAM adalah tingkat kehilangan air (Non Revenue Water), efektivitas penagihan dan pelayanan air 24 jam, penerapan tarif secara full cost recovery, peningkatan jam operasi pelayanan, peningkatan efisiensi produksi, peningkatan konsumsi air, penggantian meter air, peningkatan cakupan dengan kerjasama investasi, dan peningkatan kompetensi SDM.

Untuk kenaikan kinerja beberapa PDAM tahun 2018, Bambang mengatakan salah satunya didukung oleh bertambahnya jumlah PDAM yang meningkatkan jam operasional pelayanan meskipun tantangannya adalah efisiensi energi. Penggunaan inovasi teknologi juga dapat meningkatkan kapasitas produksi IPA PDAM.

“Misalnya pada IPA Buaran dan Pulogadung yang awalnya kapasitasnya hanya 9.000 liter/detik, dapat meningkatkan kapasitas menjadi 10.500 liter/detik dengan tetap menjaga efisiensi biaya,” ujarnya.

Selain efisiensi produksi, peningkatan kinerja PDAM juga dapat dilihat dari adanya peningkatan konsumsi air baku oleh masyarakat, yang menandakan kepercayaan masyarakat terhadap air minum dari PDAM terus meningkat. “Yang tidak kalah penting adalah peningkatan kompetensi SDM dalam pengelolaan air minum,” kata Bambang.

Baca Juga:  Kebutuhan Energi di Jawa Timur Meningkat

Sekadar diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui BPPSPAM telah mengeluarkan hasil penilaian kinerja PDAM tahun 2018 terhadap 374 PDAM dari 391 PDAM yang ada di Indonesia.

Simak:

Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, penilaian tersebut dilakukan untuk tahun buku 2017, untuk melihat dan mengukur tingkat kinerja manajemen, efisiensi dan efektivitas pengelolaan PDAM. Hasilnya sebanyak 223 PDAM (57%) berkinerja sehat, 99 PDAM (25%) kurang sehat, 52 PDAM (13%) berkinerja sakit dan 17 PDAM (5%) belum dinilai kinerjanya. Semakin bertambahnya PDAM sehat akan mendorong pencapaian target layanan air bersih 100% pada tahun 2019 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 dan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030.

Pada tahun 2017, capaian layanan air layak minum di Indonesia baru mencapai 72% atau pemenuhannya masih kurang 28%. “Perlu kerja keras untuk mencapai target tersebut baik melalui pembangunan jaringan perpipaan maupun non perpipaan. Untuk itu, kita butuh lompatan agar target 100% layanan air layak minum dapat tercapai,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Harga Beras Meroket, Inilah Yang Harus Dilakukan Jawa Timur

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,153