NUSANTARANEWS.CO – Presiden Joko Widodo saat menjadi pembicara utama pada sesi kedua KTT G20 di Hangzhou International Expo Center, Tiongkok, pada Senin, mengatakan bahwa Indonesia mendukung dibentuknya sistem perpajakan internasional yang adil dan transparan. Dengan diterapkannya kebijakan pertukaran informasi keuangan yang transparan antarnegara tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan bagi negara-negara berkembang.
Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo mendukung kerja sama dan koordinasi antar negara-negara anggota G20 guna mewujudkan hal tersebut. Adapun bentuk dukungan kerja sama yang dimaksud oleh Presiden ialah implementasi dari Automatic Exchange of Information (AEoI) atau yang biasa disebut dengan keterbukaan informasi untuk kepentingan perpajakan.
Di hadapan para pemimpin negara anggota G-20, sejalan dengan upaya mereformasi sistem perpajakan, Presiden juga mendorong untuk dilakukannya kerja sama terhadap pemberantasan korupsi. Presiden menyebut, Indonesia dapat dijadikan contoh utama dari negara yang proaktif memerangi perilaku korupsi.
Presiden menambahkan, saat ini Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memerangi korupsi di Tanah Air, seperti upaya meningkatkan transparansi di sektor swasta, serta membangun nilai-nilai antikorupsi di kalangan masyarakat.
Terkait dengan perpajakan, sekali lagi Presiden mengungkapkan bahwa Indonesia berupaya meningkatkan kondisi perekonomian dengan cara mereformasi sistem perpajakan dan juga menerapkan paket kebijakan ekonomi yang terkait dengan insentif perpajakan bagi para investor, guna mencegah pajak berganda.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan penghormatan bagi Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, yang turut hadir dalam KTT tahun ini. Bagi Presiden Obama, KTT di Hangzhou ini merupakan KTT G-20 terakhir yang dapat dihadirinya.(banyu)