NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang akan menerapkan program baru untuk para pelajar dari mulai tingkat SD, SMP, dan SMA dengan belajar 8 jam per hari, 40 jam dalam seminggu (5 hari) pada tahun ajaran baru 2017/2018 ini mendapatkan protes dari berbagai pihak.
Ketua Ikatan Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Syaiful Bahri Anshory mengkritik dan meminta untuk ditunda rencana pemerintah yang akan menerapkan kebijkan 5 hari full dalam seminggu tersebut. Menurutnya setiap kebijakan yang diambil oleh kemendikbud tidak boleh merugikan rakyat.
“Keputusan untuk menerapkan 5 hari full dalam seminggu harap dikaji dipertimbangkan. Jangan sampai ada masyarakat atau peserta didik yang dirugikan,” kata Syaiful saat dihubungi Nusantaranews.co, Sabtu (10/6/2017).
Menurut Syaiful dalam membuat setiap kebijakan harus didasarkan pada kepentingan seluruh rakyat, bukan karena ingin berbeda dengan kebijakan Menteri sebelumnya.
“Jangan bikin masyarakat bingung, masak setiap ganti menteri ganti kebijakan. Nanti akan menimbulkan gejolak dalam masyarakat,” katanya.
Anggota DPR RI Komisi I ini menghimbau agar Kemendikbud tidak terburu-buru untuk menerapkan kebijakan tersebut. Melainkan harus dengan menampung aspirasi dan keinginan masyarakat.
“Uji cobakan dulu di daerah-daerah yang mungkin cocok, sembari pemerintah mensosialisakan dan dialog dengan semua steakholder,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa masyarakat tidak boleh hanya dijadikan objek dari peraturan. “Masyarakat harus dilibatkan sebagai subyek peraturan. Karena kalau ada hal-hal yang negatif yang terdampak secara langsung adalah masyarakat,” tandasnya.
Pewarta: Ucok Al Ayubbi
Editor: Achmad Sulaiman