Ekonomi

Hentikan Praktik Ekonomi Hulu Hilir Jika Ingin Ekonomi Rakyat Sejahtera

Ketimpangan sosial-ekonomi masyarakat Indonesia sudah sangat dalam dan slaah satu yang terburuk di dunia. (Foto: Ist)
Hentikan Praktik Ekonomi Hulu Hilir Jika Ingin Ekonomi Rakyat Sejahtera. (Foto Ilustrasi)

Hentikan Praktik Ekonomi Hulu Hilir Jika Ingin Ekonomi Rakyat Sejahtera

NUSANTARANEWS.CO – Jika hendak menginginkan ekonomi Indonesia benar-benar tumbuh sehat dan kesenjangan masyarakat terputus, maka kehadiran pemerintah untuk menciptakan iklim ekonomi yang sehat mendesak dilakukan. Cukup sederhana, gotong royong bisa diimplementasikan dalam model ekonomi kita.

Sebagai bangsa yang kerap mengelu-elukan platform gotong royong, sangat ironis ketika kenyataanya bangsa ini dalam praktiknya jauh dari laku itu. Sistem ekonomi di Indonesia saat ini bukan sistem ekonomi yang berlandaskan pada gotong royong, melainkan konsep kapitalis an sich yang hanya dikuasi segelintir orang.

Menciptakan ekonomi berbasis gotong royong bukan hal utopis. Negara-negara Eropa sejatinya telah menerapkan sistem tersebut. Lihat saja, dalam pembuatan jam tangan misalnya. Pemerintah Jerman dengan tegas melarang konsep ekonomi yang bersifat hulu ke hilir.

Sebagai contoh, dalam pembuatan produk industri jam tangan, maka komponen komponen dalam jam tangan tidak boleh dikuasi satu perusahaan. Regulasi ini benar-benar diatur oleh negara. Negara hadir.

Baca Juga:  Bangun Tol Kediri-Tulungagung, Inilah Cara Pemerintah Sokong Ekonomi Jawa Timur

Bukan sebaliknya negara menjadi ‘pelacur’ untuk para taipan. Dimana memuluskan segala kepentingan yang diinginkan oleh para pemilik modal.

Dalam kasus di negara Eropa, sebuah perusahaan jam tangan untuk membuat satu jam tangan mereka memperoleh komponen komponen jam tangan berasal dari berbagai tempat.

Misal kota A hanya khusus memproduksi jarum jam, kemudian kota B membuat strap, kota lain memproduksi per, pun demikian dengan komponen komponen lainnya mesin jam diproduksi daerah lain.

Baru kemudian kesemua komponen itu dikumpulkan di Zurrich, Swiss untuk selanjutnya dirakit oleh perusahaan jam tangan.

Kondisi ini bisa berjalan baik karena Negara dan masyarakatnya sepakat untuk tidak membolehkan adanya satu sentra industri di Eropa yang menerapkan konsep ekonomi hulu ke hilir. Itu hebatan Eropa. Ia mampu mempraktekkan ekonomi gotong royong secara sempurna.

Berbeda di Indonesia, misalnya kita beli gandum, beli mie instan, semuanya berpusat pada satu perusahan. Contoh Bogasari. Ia memproduksi mie instan, tapi ia juga mengimpor. Sehingga transaksi hanya berpusat satu perusahaan. Tidak dibagi.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

Pemilik pabriknya Bogasari, kemudian yang menjual juga Bogasari. Terus yang mengimpor gandum juga Bogasari. Praktek demikian ini adalah hulu ke hilir. Nah ini sejatinya yang merusak tatanan ekonomi suatu negara. (nn/redaksi)

Related Posts

1 of 3,051