Hankam

Fungsi BIN di Pemerintahan Jokowi Sangat Lemah

NUSANTARANEWS.CO – Pengamat muda Pustaka Institute Yusuf Aryadi menyoroti kinerja dan fungsi BIN yang dinilainya lemah akibat dinamika dan situasi politik dalam negeri serta berbagai peristiwa yang terjadi.

“Intelijen saat ini tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bisa dibilang tumpul. Sering bocornya informasi merupakan indikasi bahwa fungsi BIN sangat lemah,” katanya dalam keteranganm tertulis di Jakarta, Minggu (12/6/2016).

Ia menilai, lemahnya fungsi BIN bisa membahayakan pemerintahan Joko Widodo. “Intelijen merupakan komunitas kecil namun cerdas membaca permasalahan yang dialami oleh negara dan memberikan rekomendasi Presiden,” terangnya.

Menurut Yusuf, negara yang demokratis seperti Amerika Serikat (AS), intelijen bisa menjadi shadow goverment atau pemerintah bayangan. “Kalau kita puas dengan keadaan negara artinya intelijennya bagus, namun apabila sebaliknya apabila intelijen tidak dapat menjaga stabilitas keamanan, ekonomi, politik, budaya dll, maka Intelijennya tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai mata, telinga dan tangan pemerintah dengan baik,” jelas Yusuf.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

Lebih lanjut Yusuf menilai penyelenggaraan negara tidak akan mungkin hidup tanpa adanya intelijen. Kondisi intelijen saat ini kinerjanya kurang baik maka patut dipertanyakan leadership dan statesmanship-nya. “Kita bukan hanya membutuhkan pemimpin, tetapi seorang negarawan,” tuturnya.

Yusuf menjelaskan, negarawan itu adalah seseorang yang memahami tentang kenegaraan, masalah dan yang paling penting penyelenggaraannya atau bisa dikatakan Pemerintah. “Momentum isu reshuffle sudah tepat jika Presiden Jokowi Mencopot Sutiyoso sebagai Kepala BIN,” tandasnya. (eriec)

Related Posts

1 of 3,050