NUSANTARANEWS.CO, Ponorogo – Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) yang digelar di Panggung Utama Alun-Alun Ponorogo, Jawa Timur selama sepekan, 12 hingga 20 September 2017 secara resmi ditutup oleh Bupati Ponorogo H. Ipong Muchlissoni, Rabu (20/9/2017) malam.
Kegiatan itu sekaligus menutup rangkaian peringatan Hari Jadi Ponorogo ke-521 dan Grebeg Suro Tahun 2017. Pada kesempatan itu juga diumumkan para pemenang Festival Reog Mini dan Festival Nasional Reog Ponorogo oleh dewan pengamat festival.
Dimana Festival Reog Mini akhirnya juara I atau terbaik oleh grup Reog “Singo Taruno Budoyo” SMPN 1 Ponorogo. Sedangkan terbaik FNRP digondol oleh grup reog Universitas Brawijaya Malang.
Kedua pemenang, selain berpredikat terbaik, juga menempatkan prestasi terbaik di dua kategori lainnya. Yaitu penata tari dan pengiring terbaik. Atas prestasi itu, keduanya berhak atas piala bergilir, salah satunya adalah piala bergilir Presiden RI.
Sedangkan Terbaik kedua dan ketiga Fesival Reog Mini adalah grup reog Solah Wetan Sawoo, dan SMPN 2 Ponorogo. Sementara terbaik kedua-ketiga FNRP adalah grup reyog SMA Muhammadiyah Ponorogo dan grup reog SMAN 1 Babadan Ponorogo.
Pembina salah satu pemenang FNRP adalah Kepala Sekolah SMA Muhipo Moh. Kholil mengungkapkan keberhasilan itu karena kebersamaan.
“Kesuksesan ini adalah berkat profesionalitas dan ketelatenan pembina serta pelatih, semangat dan kedisiplinan para pemain, dukungan penuh dari pimpinan sekolah beserta seluruh keluarga besar SMA Muhipo, para alumni, wali murid, support dari persyarikatan dan semua insan pecinta seni reog,” kata Moh Kholil
Dia juga menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Grup Reog Taruno Suryo dan grup reog yang lain.
“Reog Taruno Suryo membawa misi dakwah kultural berupa kostum yang tetap mempertahankan busana syar’i, tanpa minuman keras dan jauh dari hal-hal mistis. Hal ini yang terus diemban oleh tim reog besutan Muhipo yang dikenal dengan jargon Reog Santri,” tambahnya.
Sementara itu pada kesempatan lain, Sugeng Riyadi, pembina Grup Reog Taruno Suryo menyatakan bahwa kerja keras selama berproses dan latihan selama dua bulan telah terbayar lunas.
Sedangkan dalam sambutan penutupan, H. Ipong menyampaikan bahwa FNRP adalah sarana melestarikan seni budaya Reog Ponorogo agar tidak punah.
“Dalam kompetisi menang dan kalah itu biasa. Yang terpenting adalah bahwa kita semua mempunyai tekad yang kuat dan bulat untuk terus melestarikan dan mengembangkan seni reog ini,” ujar Bupati H. Ipong usai menyerahkan piala.
Dalam kesempatan itu juga disampaikan piagam penghargaan kepada grup reog kabupaten Lampung yang menjadi salah satu grup yang paling sering dan selalu ikut festival selama puluhan tahun.
Ikut menyerahkan piala, Wakil Bupati, Dandim 0802 Ponorogo, Kapolres, Kajari, Wakil Ketua DPRD, dan Sekda Agus Pramono.
Pewarta: Muh Nurcholis
Editor: Eriec Dieda