NUSANTARANEWS.CO, Brussels – Sejumlah negara Eropa tengah berupaya mempertahankan kesepakatan nuklir Iran demi melindungi perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Iran menyusul adanya potensi sanksi ekonomi bakal dijatuhkan Amerika Serikat terhadap negara beribukota Teheran.
Sebelumnya Presiden Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran yang ditandatangani pada tahun 2015 lalu oleh Iran dan P5+1 (Cina, Perancis, Rusia, Inggris, AS plus Jerman). Perjanjian nuklir 2015 ini adalah elemen penting untuk mewujudkan peramaian dan keamanan di kawasan. Namun, Donald Trump tampaknya tidak menginginkan perdamaian tersebut tercipta, terutama di kawasan Timur Tengah, menyusul Arab Saudi dan Israel yang semakin merasa terancam oleh kekuatan Iran.
Baca juga: UE Tetap Pada Komitmen, Tidak Ada Rencana Untuk Merundingkan Kembali Kesepakatan Nuklir Iran 2015
Namun begitu, Presiden Perancis Emmauel Macron, seperti dikutip The Guardian, menegaskan bahwa Eropa akan tetap mempertehankan kesepakan nuklir dewngan Iran, terutama untuk melindungi perusahaan mereka dari potensi sanksi yang akan dijatuhkan AS terhadap Teheran.
“Kami berdiskusi dengan Iran. Perjanjian nuklir 2015 adalah elemen penting dari perdamaian dan keamanan di kawasan ini. Kami memilih untuk mendukungnya apa pun yang AS putuskan. Kami telah berjanji untuk mengambil langkah-langkah politik yang diperlukan bagi perusahaan kami untuk tinggal di Iran,” kata Macron.
Baca juga: Eropa Mendesak AS Untuk Tidak Mengoyak Kesepakatan Nuklir Iran
“Kami telah memutuskan untuk terus mendukung kesepakatan Iran meskipun AS mengeluarkan sanksi. Kami memanggil semua pihak untuk negosiasi untuk opsi perpanjangan perjanjian. Kami perlu menambahkan klausul tentang program nuklir setelah 2025, kesepakatan tentang rudal balistik dan perilaku Iran di kawasan itu,” kata Macron.
Presiden Prancis bukan CEO Total. Prioritas saya bukan perdagangan atau keuangan di Iran. Ini geopolitik, menghindari eskalasi, melakukan segalanya untuk membuka ekonomi dan masyarakat Iran,” tambah Macron.
Baca juga: Uni Eropa Mendesak Washington Menegakkan Kesepakatan Non-Proliferasi Nuklir Iran
Pekan ini, Menteri luar negeri Iran, Mohammad Javad Zarif telah mengadakan pertemuan dengan kepala urusan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini. Zarif juga diketahui bertemu dengan menteri luar negeri Perancis, Jerman dan Inggris.
Berbicara setelah pertemuannya dengan Zarif, Mogherini mengatakan Uni Eropa telah setuju untuk tetap melanjutkan kerja sama dalam berbagai bidang dengan Iran sekaligus bersama-sama menjaga agar kesepakatan nuklir Iran tetap dipertahankan. Mogherini mengungkapkan hasil pertemuan tersebut di antaranya penjualan berkelanjutan minyak dan gas Iran, transaksi perbankan yang efektif dengan Iran, hubungan transportasi laut, darat, udara dan kereta api lanjutan, investasi baru Uni Eropa di Iran, perbankan keuangan, asuransi dan perdagangan serta mekanisme pemblokiran yang bertujuan untuk membatalkan sanksi AS terhadap perusahaan Uni Eropa.
Baca juga: Presiden Trump Cabut Perjanjian Nuklir Iran
Sementara itu, sebelumnya Departemen Keuangan AS telah mengultimatum Uni Eripa untuk segera menghentikan aktivitas bisnisnya dengan Iran. AS memberi waktu enam bulan untuk Uni Eropa mengakhiri investasinya atau terkena risiko sanksi. Mogherini kemudian mengatakan bahwa potensi perang sanksi AS dan Uni Eropa ini akan dibahas secara serius dalam pertemuan kepala negara Uni Eropa di Sofia karena sudah menyangkut kedaulatan ekonomi Eropa.
Mogherini menambahkan Uni Eropa akan mencari solusi praktis sebagai respon terhadap ancaman AS. Dia menyoroti pentingnya memperdalam hubungan ekonomi dengan Iran, termasuk di bidang pasokan energi. (red/ed/nn)
Editor: Eriec Dieda