Elektabilitas Terus Menurun, Golkar Rekomendasikan Setnov Dinonaktifkan

Politisi Partai Golkar, Yorrys Raweyai. Foto Restu Fadilah/ NUSANTARAnews

Politisi Partai Golkar, Yorrys Raweyai. Foto Restu Fadilah/ NUSANTARAnews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketua Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Yorrys Yawerai menyatakan banyak faktor yang menjadi penyebab melorotnya elektabilitas partai Golkar. Salah satunya adalah akibat kasus korupsi e-KTP yang sedang menimpa Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto.

“Itu yang paling signifikan, karena kasus e-KTP. Kedua karena kering tokoh. Golkar harus punya tokoh yang secara nasional, itu perlu kita harus cari. Ketiga Pilkada DKI, pasca DKI. Kemudian belum terbangunnya soliditas partai pasca rekonsiliasi kemarin. Ini yang perlu kita sampaikan. Banyak masalah,” ungkap Yorrys.

Yorrys mengaku telah mendapatkan perintah dari partai Golkar untuk melakukan kajian dan analisis terhadap melorotnya elektabilitas partai Golkar. berdasarkan hasil kajian yang tengah didalami oleh Korbid Kajian Strategis dan SDM, Letjen Purn Lodewijk Freidrich Paulus dan Korbid Polhukam DPP Golkar Yorrys Raweyai, ada dua rekomendasi.

“Hasil itu ada dua, keluar rekomendasi organisasi dan politik. Kalau politik kita minta pada ketum untuk dinonaktifkan, dengan alasan dua. Pertama beliau fokus menyelesaikan proses hukum dan kedua kesehatan,” imbuh Yorrys.

Yorrys melanjutkan, rekomendasi tersebut sudah disampaikan di dalam rapat iternal dan nanti akan ditindaklanjuti oleh Sekjend dan Ketua Harian DPP Partai Golkar.

“Sudah. Sudah kita sampaikan. Kita belum tau. Kemarin kan diputuskan bahwa sekjen dan ketua harian yang akan menyampaikan ke sana. Nanti siang ini, saya akan rapat dengan ketua harian dan korbid kepartaian,” katanya.

Yorrys mengatakan tidak akan menunggu hasil putusan pra peradilan Setnov. Karena rekomendasi yang dihasilkan adalah hasil dari proses politik Setnov sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

“Kita tidak berbicara proses hukum, ini proses politik yang harus kita lakukan. Jadi, kita tidak bisa harus menunggu proses hukum atau segala macamnya, tapi kita berpikir sekarang ini, apa langkah strategis yang akan kita bangun untuk menyelamatkan atau merebond elektabilitas Partai ke depan,” pungkasnya.

Pewarta: Syaefuddin A
Editor: Romandhon

Exit mobile version