Hankam

Ekonomi & Geopolitik Adalah Dua Hal yang Tak Bisa Dipisahkan

siaran pers bersama, perekonomian indonesia, kondisi ekonomi, lembaga pernjamin simpanan pinjam, otoritas jasa keuangan, bank indonesia, menteri perekonomian, menteri keuangan, kebijakan ekonomi, stabilitas perekonomian, nusantaranews
Ekonomi (ilustrasi)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Memasuki situasi batas seperti saat ini, sebenarnya Indonesia dihadapkan pada dua pilihan ektrem. Pertama, Indonesia bangkit menjadi salah satu pemain utama di Pasifik. Atau kedua, Indonesia tenggelam ditelan arus globalisasi.

Dalam hal ini sektor ekonomi menjelma menjadi tulang punggung kekuatan sebuah bangsa. Prabowo Subianto dalam saat memberikan kuliah umum di Fakultas Ekonomi UI menegaskan bahwa ekonomi tak bisa dipisahkan dari geopolitik dunia.

Kita perlu belajar dari runtuhnya Uni Soviet tahun 1991. Tahukah kita bahwa ternyata hal paling mendasar pemicu Uni Soviet runtuh adalah kemiskinan dan lemahnya kekuatan ekonomi negara tersebut.

Jika dibanding dengan negara-negara Blok Barat yang dipimpin Amerika, taraf hidup sebagai indikator kemajuan ekonomi, maka keberadaan negara-negara sosialis-komunis dan Marxis Leninis sangat tertinggal jauh.

Baca Juga:
Ghost War, Sebuah Pandangan Geopolitik
Takdir Geopolitik Meniscayakan Bangsa Indonesia Takkan Pernah Anti Asing

Perekonomian di Uni Soviet sendiri pada waktu itu menerapkan sistem sosialis sebagai dampak dari ideologi yang dianut pemerintah. Karena memilih ideologi tersebut, segala hal yang berurusan dengan proses ekonomi dilakukan sendiri oleh pemerintah. Tanpa memberikan ruang kepada masyarakat biasa (swasta) untuk mengembangkan ekonomi.

Baca Juga:  Bangun Tol Kediri-Tulungagung, Inilah Cara Pemerintah Sokong Ekonomi Jawa Timur

Selain faktor kemiskinan dan ekonomi, sumber petaka dari kehancuran Uni Soviet adalah ancaman dari keberagaman budaya. Dalam hal ini Indonesia bisa belajar dari negara eks Rusia tersebut. Bahwa ketidakmampuan dalam mempertahankan keberagaman budaya dalam bingkai kesatuan, bisa menjadi malapetaka.

Pertanyaannya, apakah Indonesia saat ini juga tidak sedang dibayang-bayangi ancaman keberagaman? Tidakkah lupa bahwa Kepala Staf Operasi Pusat Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Mayor Jenderal G Lekkagak Telenggen pada 27 Januari 2018 lalu telah mengumumkan tantangan perang kepada pemerintah Indonesia?

Artinya apa? Kasus OPM (Organisasi Papua Merdeka) menunjukkan bagaimana persatuan dan kesatuan tengah dalam ancaman. Dalam hal ini, apa yang disinggung oleh dua ahli geopolitik Amerika dalam novel fiksi ilmiahnya berjudul Ghost Fleet tentang ramalan Indonesia bubar tahun 2030 tak bisa dipandang sebelah mata.

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 3,062