Budaya / SeniPuisi

Doa Tahun Baru

Perempuan berdoa, pasrah kepada Ilahi. (FOTO: Istimewa)
Perempuan berdoa, pasrah kepada Ilahi. (FOTO: Istimewa)

Puisi Gus Nas

DOA TAHUN BARU

PadaMu Tuhan kukepakkan sayap rinduku
Sayap-sayap rasa syukur kukibarkan di cakrawala
Merayakan budi luhur kemanusiaan untuk kemerdekaan
Membumikan kemerdekaan untuk menumbuhkan tunas-tunas iman dan ilmu di ladang kalbu

Ampuni kami atas segala lalai di segala lini ini
Lupa akan semua cela dan nista di dalam diri
Lalai dan lupa terhadap keindahan akhlak dan harumnya budi pekerti

Hari ini kutahmidkan darah dagingku
Detak nadi dan desah nafasku
Ijinkan kujinakkan jantung hatiku
Agar tak ingkar pada nalar
Agar tetap terang dalam kilau sinarMu

Ampuni jejak langkah yang lelah dan kalah ini
Jejak pilu berlumur nafsu penuh sayatan sembilu
Batang tubuh yang rapuh
Langkah sendu yatim piatu
Ijinkan kunyalakan api istighfar seluruh pori-pori di sekujur tubuhku

Tuhanku
Tegakkan jiwa yang tinggal tengkorak ini
Manusia beragama yang senantiasa buta pada nasib saudara yang dihempas bencana
Manusia unggul yang selalu tuli pada derita saudara sendiri yang dikubur tsunami

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Masih adakah makna budi mulia dalam diri ini?

Kupekikkan takbir untuk mengusir sesat pikir dan matirasa di dalam jiwa ini
Sombong dan dungu bertubi-tubi
Merasa benar sendiri atas kumuh dan kerdil diri ini

Tuhanku
Angkat aku dari lembah segala resah
Sucikanlah aku dari lumpur takabur
Jauhkan aku dari comberan dusta dan tipu daya
Selamatkan jiwa renta ini dalam titian serambut dibelah tujuh

Pada tahun baru yang penuh liku ini
Sembuhkan luka-lukaku
Obati kedegilan hati dari mimpi buruk para pembenci

Tuhanku
Di zaman gaduh dan rapuh ini
Jangan remukkan hatiku dalam kecamuk murkaMu
Jauhkan bangsa ini dari kebangsatan kekuasaan yang melecehkan amanah
Dari sampah amarah dan nista para pendusta dalam lumpur noda kata-kata

Lindungi kami dari kobaran api Kalabendu para penipu
Lindungi kami dari syahwat jahat para penjilat dan pengkhianat
Lindungi kami dari sifat rakus para koruptor bermental tikus
Lindungi kami dari keculasan kaum pemalas yang berburu kursi untuk menggilas dan menindas
Lindungi kami dari kejahatan lidah dan kebusukan ludah para pendengki bermental lintah

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Di tahun baru ini tak ada pesta dan kembang api yang menyala
Kami merayakan gerak zaman ini dengan mawas diri
Membersihkan hati dari daki di dalam diri
Mensucikan jantung hati dari kebencian dan menundukkan jiwa jumawa di dalam diri
Melintasi batas fatamorgana di ufuk lazuardi

Tuhanku
Selamatkan kami dari jalan licin dan penuh liku hidup ini
Kemunafikan yang kian merajalela dengan topeng agama
Hiruk-pikuk kebencian dan pawai caci-maki tiada henti

Tuhanku
Terimalah taubat agung bangsa ini
Sebab apalah artinya tahun baru jika akal sehat semakin usang dan penuh benalu
Apalah makna tahun baru jika cinta kasih tetap saja sepahit empedu
Hidup satu bangsa tapi saling menghina
Hidup satu nusa tapi selalu merendahkan sesama
Hidup satu bahasa tapi penuh dusta dan tuna etika

Tuhanku
Hentikan tsunami dari negeri ini
Tahanlah gempa agar tak mengguncang kami semua
Selamatkan kami dan anak-cucu kami dari amarah alam yang selalu kami lukai
Tukang keruk harta karun bumi untuk ditimbun diri sendiri
Lalai lestarikan alam dan pikun dalam berbagi
Terimalah taubat agung bangsa yang tak pernah beranjak dewasa ini

Baca Juga:  LANAL Nunukan Berhasil Lepaskan Jaring Yang Melilit KM Kandhega Nusantara 6

Gus Nas Jogja, 1 Januari 2019

HM Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional.

Baca juga: Ibu Kita Syahrini – Puisi HM Nasruddin Anshoriy Ch

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,195