NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Setelah menuai kecaman dari berbagai pihak, pendirian patung panglima perang Cina di Tuban akhirnya mendapat respon dari Ketua MPR Zulkifli Hasan. Sebelumnya, Zulkifli Hasan turut serta meresmikan patung Kwan Sing Tee Koen di Klenteng Kwan Sing Bio yang tak memiliki izin bangunan tersebut.
Menanggapi hal itu, Ketua MPR (1/8) mengaku berterimakasih karena telah diberitahu tentang status illegal ihwal bangunan yang mendapat rekor MURI sebagai patung raksasa terbesar se-Asia Tenggara itu. Dirinya juga tak menampik bahwa dirinya memang terlibat dalam peresmian sebagai tamu undangan.
“Terima kasih untuk banyaknya konfirmasinya mengenai Patung yang berdiri di Tuban dan kehadiran saya di sana saudaraku sebagai Ketua MPR, saya diminta untuk hadir dalam peringatan ulang tahun Kwan Sing Tee Koen ke 1857. Undangan ini saya penuhi dengan itikad baik persaudaraan,” ujar Ketua MPR melalui siaran resminya.
Menyoal izin masalah pendirian bangunan, dirinya memberi klarifikasi bahwa itu bukan wilayahnya. Sehingga Zulkifli mengaku tak tahu menahu terkait bangunan liar yang menelan biaya sebesar Rp 1,5 miliar dari donatur asal Surabaya.
“Harus digarisbawahi bahwa izin mendirikan patung, berapa tinggi dan besarnya bukan wewenang Ketua MPR. Saya datang dalam rangkaian acara peringatan ulang tahun/memorial bukan mengizinkan pendirian patung,” terangnya.
Kewajiban Ketua MPR, kata dia adalah menjaga kebhinnekaan, merawat keberagaman dan mengayomi semua golongan, termasuk kelompok Tionghoa di Tuban. “Kita semua adalah saudara sebangsa,” ungkap Zulkifli.
Akibat tak memiliki izin resmi, patung panglima kebanggaan bangsa Tiongkok itu terancam dirobohkan. Ketua DPRD Tuban, H. Miyadi baru-baru ini (31/7) mengatakan bahwa keberadaan patung raksasa di kotanya itu memang illegal.
“Sejauh ini pendirian patung itu tidak ada ijin dari Pemkab Tuban, sehingga masih ilegal,” ungkap dia.
Panglima Besar PETA, Mayor (purn) M Saleh Kr Sila beserta jajarannya dengan tegas menyatakan penolakannya terhadap monumen patung yang diresmikan langsung oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.
“Saya sebagai anak bangsa Indonesia yang terlahir sebagai pejuang membela tanah air tidak sepakat dengan adanya patung (Jenderal Perang Cina Kwan Sing Tee Koen) Cina di Tuban,” kata Mayor (Purn) M Saleh Kr Sila.
Sementara itu, pengamat politik, Muslim Arbi mengatakan, pembangunan dan peresmian patung jenderal perang Cina di Tuban merupakan wujud konkrit invasi Cina di Indonesia. “Ini (peresmin patung jenderal perang Cina di Tuban) bisa dibaca sebagai wujud kongkrit invasi Cina. Ingat Invasi Mongol (meski bukan Cina). Tapi bisa saja invasi itu memberi inspirasi Cina untuk mewujudkan imperialisme Cina Modern,” kata Muslim Arbi saat dikonfirmasi Nusantaranews.
Editor: Romandhon