Politik

Disebut Bakal Menjadi Jubir Prabowo-Sandi, Pigai Pilih Jadi Seorang Oposisi Netral

Kepentingan Nasional Terancam, Kabinet Jokowi Abaikan Aspek Barier di Free Trade Mechanism di GATS WTO
Natalius Pigai, Staf Khusus Menakertrans 1999-2005, Mantan Peneliti Bidang Migrasi Tenaga Kerja, Kemenakertrans RI. Penulis Buku Migrasi Tenaga Kerja Internasional, Pustaka Sinar Harapan Jakarta, 2005. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Aktivis Natalius Pigai mengaku dirinya lebih memilih menjadi seorang opisisi netral setelah disebut-sebut bakal ditunjuk sebagai juru bicara pasangan Prabowo-Sandi. Dia meyakini, oposisi akan berkualitas bila berada di posisi netral.

“Oposisi yang berkualitas jika berada di posisi netral sebagai artikulator soal-soal substansial dan artifial kaum marginal,” kata Pigai melalui pesan tertulis, Jakarta, Kamis (20/9/2018).

“Saya sudah 4 tahun, detik demi detik, hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun mengawasi, mengontrol dan mengkritisi kinerja pemerintah Jokowi. Saya berkomitmen tetap menjalankan kritik untuk mengisi ruang kosong yang tidak diisi oleh negara, menjaga keseimbangan antara kekuasaan dan rakyat, dan juga sebagai artikulator kepentingan rakyat dan kaum marginal,” terang mantan komisioner Komnas HAM ini.

Pria kelahiran Paniai, Papua ini mengatakan kritik dan oposisi yang baik, terkontrol dan berkualitas jika dilakukan secara independen, objektif, imparsial.

“(Itu) akan terus saya lakukan sampai masa jabatan pemerintah ini berakhir Oktober 2019,” kata dia.

Baca Juga:  Punya Stok Cawagub, PDI Perjuangan Berpeluang Usung Khofifah di Pilgub Jawa Timur

Pria kelahiran 43 tahun silam ini menuturkan bahwa siapapun terpilih pada Pilpres 2019, tidak akan merubah rakyat Papua.

“Setelah 2019, siapapun yang terpilih menjadi presiden sebagai aktivis kemanusian di Papua berkeyakinan bahwa rakyat Papua tetap menjadi marginal, kaum yang disiksa, dianiaya, dibunuh dan berada seakan-akan orang-orang terjajah sebagaimana juga dilakukan pemerintahan Jokowi saat ini,” ucap Pigai.

Bagi bangsa Papua, lanjut Pigai, baik Jokowi dan Prabowo sama saja. “Tidak ada pemimpin baik di republik ini, meskipun tahun 1996 Pak Prabowo pernah lakukan sejarah besar dengan memberi dana 1% persen penghasilan Freeport pada rakyat asli Papua dan dinikmati selama 22 tahun hingga saat ini,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan dirinya bukanlah sosok yang ambisius, terutama terhadap kekuasaan. Pigai mengaku telah membuktikan ucapannya itu dengan menolak berbagai tawaran jabatan yang disuguhkan pemerintahan Jokowi.

“Tetapi maaf, saya bukan orang ambisius. Dan telah buktikan dengan menolak berbagai tawaran jabatan oleh pemerintahan Jokowi,” sebutnya.

Baca Juga:  Anton Charliyan: Penganugrahan Kenaikan Pangkat Kehormatan kepada Prabowo Subianto Sudah Sah Sesuai Ketentuan Per UU an

Andai kata pemerintahan Jokowi, atau pemerintahan siapapun membuang dirinya ke tempat tidak terhormat, bagi Pigai mutiara Papua tetaplah mutiara. (eda/edd)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 851
  • slot raffi ahmad
  • slot gacor 4d
  • sbobet88
  • robopragma
  • slot gacor malam ini
  • slot thailand