Khazanah

Direktur PAI Rohmat Mulyana: Puasa Ramadhan Melatih Konsistensi

puasa ramadhan, melatih, konsistensi, nusantaranews
Direktur PAI Rohmat Mulyana: Puasa Ramadhan Melatih Konsistensi. (Foto: Istimewa/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Hakikat puasa ramadhan adalah melatih dan menjaga konsistensi (keistiqomahan) atas amaliyah-amaliyah seseorang dalam menjalankan ibadah kepada Alloh SWT. Sebagai konsekuansi dari taqwa yaitu menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.

Hal itu dikatakan Rohmat Mulayana Direktur Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam saat memberikan kultum ba’da sholat dzuhur, Rabu (15/5/2019) di Musholla At-Tarbiyah Kemenag RI Lantai VIII.

Selain itu lanjut Rohmat, puasa juga berfungsi mengembalikan fitrah kemanusiaan, yang tadinya gemar melakukan kebohongan (hoax), fitnah, saling mencela menjadi pribadi yang baik, santun, luhur dan lain sebagainya.

Dosen UIN Bandung ini mengutip Ali Syariati, Pemikir Islam dari Iran bahwa bahaya manusia sekarang ini adalah karena perubahan fitrah kemanusiaannya.

Rohmat menguraikan perintah puasa dalam QS Al Baqarah ayat 183 yang berbunyi Yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kutiba ‘alaykumu alshshiyaamu kamaa kutiba ‘alaa alladziina min qablikum la’allakum tattaquuna, adalah ditujukan kepada orang beriman dan berujung pada goal ketaqwaan.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Apresiasi Digelarnya Festifal Budaya Banjar

“Orang yang beriman belum tentu bertaqwa tetapi sebaliknya orang yang bertaqwa pasti beriman berupa pernyataan dengan lisan, diyakini dengan hati dan dilakukan dengan perbuatan,” kata Rohmat.

“Orang yang bertaqwa adalah manusia super, karena dia menjadi pribadi yang bisa menjalankan perintah dan sekaligus meninggalkan larangan Alloh,” kata Rohmat.

Hal lain yang dikatakan Rohmat adalah ada keterkaitan antara iman dan taqwa dengan akidah akhlak. Aqidah berisi tentang imam dan akhlak isinya adalah taqwa.

“Jika keduanya akidah dan akhlak bisa dijalankan sejatinya merupakan konsep pendidikan karakter,” katanya.

Di samping berorientasi pada ketaqwaan, puasa juga menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan non fisik manusia.

“Manusia dianugerahi Tuhan dengan mental, yaitu intelektual, emosional dan spiritual, yang bisa dilatih terus untuk dioptimalkan,” kata Rohmat.

Kultum ba’da dzuhur diinisiasi oleh Pengurus Musholla At-Tarbiyah yang dipimpin oleh KH Ahmad Rusydi. Di antara kegiatan lainnya adalah sema’an al-Quran, peringatan nuzulul quran, buka bersama dan santunan kepada anak yatim.

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

(rb/ns)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,051