Ekonomi

Diminta Kritik Agenda Ekonomi Prabowo, Ini Tanggapan Rocky Gerung

Rocky Gerung (Foto: NUSANTARANEWS.CO/Romadhon)
Rocky Gerung (Foto: NUSANTARANEWS.CO/Romadhon)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat politik nasional Rocky Gerung memberikan tanggapannya saat diminta mengkritisi agenda ekonomi yang ditawarkan calon presiden RI Prabowo Subianto. Menurut dia, apa yang ada di dalam agenda ekonomi Prabowo semua disebutnya sebagai respon oposisi dalam melihat kondisi rill bangsa hari ini.

“Agenda (ekonomi Prabowo) itu adalah reaksi terhadap keadaan. Ya udah keadaannya seperti apa? Airnya kita gak punya. Pangannya kita gak mandiri. Apa satunya lagi tadi? Energinya tidak cukup. Kan itu faktanya,” kata Rocky, saat ditemui di kawasan Menteng, Jumat malam (23/11/2018).

“Jadi solusinya apa?” Tanya Rocky Gerung, “Ya tiga soal itu. Terus saya mau kasih kritik apa sesuatu yang betul betul reaksi dari keadaan. Kalau gue bilang jangan pakai itu. Ya berarti teruskan dong kekurangan energi dan segala macam itu,” ungkapnya.

Sebelumnya, calon presiden RI, Prabowo Subianto saat diundang dalam acara konferensi para pebisnis internasional yang diadakan The Indonesia Economic Forum (IEF) pada 21 November 2018 di Hotel Shangri-La Hotel, Jakarta Pusat lalu, menawarkan tiga agenda ekonomi ekonomi. Ketiga agenda ekonomi itu antara lain swasembada pangan, energi dan air.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

Di hadapan para pemimpin politik, pebisnis, pemerintah dan komunitas sipil lintas negara, Prabowo menambahkan bahwa Indonesia harus mempromosikan penggunaan bio-energi sebagai kompensasi penurunan produksi minyak.

“Partai saya akan mengadopsi strategi big push,” kata Prabowo.

Dalam konferensi bertajuk Connecting Indonesia: A New Five Year Agenda itu, Prabowo mengingatkan agar Indonesia bisa berswasembada diberbagai sektor, diantaranya swasembada energi.

“Kita harus meniru negara-negara seperti Tiongkok, AS, India dan Rusia yang semuanya telah mencapai swasembada,” ungkpanya. “Kita juga harus mengatasi dua tantangan signifikan, ketidaksetaraan pendapatan dan tata kelola ekonomi yang kurang tepat.”

Mengenakan pakaian adat khas pria Melayu, Prabowo menyinggung bagaimana Indonesia harus menanggapi ketidakpastian ekonomi dan politik global yang berkembang di Asia.

Mantan Danjen Koppasus itu kemudian memberikan pemaparan, mengenai kondisi Indonesia yang tertinggal jauh di banyak sektor, dengan beberapa negara tetangga, di Asia Tenggara.

Misalnya dalam kasus pemberantasan stunting atau anak kurang gizi, Indonesia saat ini kata dia, berada diurutan ke-25 berdasarkan ranking dunia. Bila dibanding dengan Singapura dan Thailand Indonesia tertinggal jauh.

Baca Juga:  Bangun Tol Kediri-Tulungagung, Inilah Cara Pemerintah Sokong Ekonomi Jawa Timur

Selain indeks stunting yang tinggi, fakta ketertinggalan Indonesia dengan negara Asia Tenggara lainnya terlihat pada semakin rendahnya tingkat membaca (literasi) di masyarakat Indonesia. Bahkan untuk kebutuhan pokok seperti ketersediaan air bersih, Indonesia juga tertinggal jauh dengan negara negara tetangga.

Adapaun di sektor ekonomi, GDP ratio pada laporan 2017 yang dirilis Bank Dunia, Indonesia masih tertinggal jauh dari empat negara lainnya. Yakni Filipina dengan capaian 122,5 persen. Disusul Malaysia 96,9 persen. Kemudian Singapura dengan perolehan 94,4 persen. Dan dinomor 4 ada Vietnam dengan capaian sebesar 92,4 persen. Sedang posisi Indonesia berada diurutan kelima dengan GDP ratio hanya 92,0 persen.

Begitu pula untuk tax ratio. Dari 5 negara di Asia Tenggara, Indonesia kembali tertinggal. Dimana untuk tax ratio Thailand sebesar 15,5 persen, Malaysia 13,7 persen, Singapura 13,7 persen dan Filipina 13,6. Sementara Indonesia berada di urutan buncit, yakni sebesar 10,3 persen.

Pewarta: Romandhon Emka

Related Posts

1 of 3,064