NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat Politik dari Pusat Kajian Politik dan Demokrasi Satya Servi Julianto mengatakan bahwa persaingan ketat antar kandidat kepala daerah mewarnai pemilihan gubernur (Pilgub) Maluku. Ia memprediksi calon gubernur petahana justru akan mengalami kekalahan.
Alasannya, tingkat elektabilitas Petahana rendah dengan hanya 35,03% pada rentang per September 2017.
“Sangat terbuka peluang Said Assegaf (petahana) untuk di kalahkan pesaing terdekat atau kompetiter lainnya, seperti Tagop Solissa dan Herman Koedoeboen. Dengan elektabilitas petahana dibawah 50% artinya calon-calon penantang masih bisa mengalahkan khusunya calon penentangg seperti Tagop Solissa dan Herman Kordoeboen yang elektabilitasnya cukup tinggi,” ujar Satya di Jakarta, Jumat (6/10/2017).
Kendati demikian, Satya mengatakan perubahan hasil survei bisa mungkin terjadi mengingat waktu pilkada masih cukup lama. Apalagi, kata dia, masing-masing kandidat belum bekerja penuh.
“Istilahnya kandidat baru gunakan perseleng satu. Belum menunjukkan kekuatan yang sebenarnya,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Lembaga Survey Mitra Media Strategis Jakarta melakukan survey tentang Calon Gubernur Maluku periode 2018-2023. Survey dilakukan pada tanggal 1-15 September 2017 dengan metode Multi Stage Random Sampling menggunakan 1200 sampel dengan margin eror 2,9% dengan instrumen kuisioner dan wawancara tatap muka.
Dari survei tersebut didapatkan hasil tiga kandidat dengan nilai elektabilitas masing-masing Said Assegaf (Gubernur Incumbent) dengan 35,03 %, Tagop Solissa (Bupati Buru Selatan 2 periode) dengan elektabilitas 26,06 %. Disusul Herman Koedoeboen di posisi ketiga dengan posentase 20,01%.
Sedang calon lain dibawah 5%, yaitu Murod Ismail 2,12%, Komarudin Watubun 2,02 %, Bitzael S Temmar 1,03%, Barnabbas 1,02%, Johozua M.Youltuwu 0,4%. (castro)
(Editor: Eriec Dieda)