Lintas NusaPolitik

Pasangan Assagaff-Anderias Diserang Black Campaign, Tim Pemenangan Pasang Badan

NUSANTARANEWS.CO, Maluku – Tim pemenangan pasangan Said Assagaff-Anderias Rentanubun memberikan klarifikasi terkait munculnya black campaign yang beredar luas di media sosial.

Pasangan petahana ini muncul di media sosial dengan tulisan ‘Biar Meluku Miskin yang Penting Katong Dua Bahagia’. Meme ini dinilai tim pemenangan berusaha mendiskreditkan pasangan Assagaff-Anderias Rentanubun yang maju kembali sebagai cagub-wacagub Maluku dalam Pilgub 2018.

Menurut tim pemenangan, postingan gambar tersebut menyesatkan publik. “Kami mengecam keras pihak-pihak tertentu yang telah menggunakan cara-cara kotor untuk menyerang pasangan Santun melalui penyebaran gambar di media sosial yang sifatnya menyesatkan dan membohongi publik,” ujar jubir pasangan Assagaff-Anderias, Fuad Bachmid dikutip rilis yang dikirim kepada redaksi, Jakarta, Kamis (8/2/2018).

(Baca: Gubernur Maluku Akui Kehebatan Program Emas Biru dan Emas Hijau)

Menurut Fuad langkah menyebarluaskan gambar dengan mengedit konten pesan didalam gambar tersebut yang jauh dari kebenaran sesungguhnya sangatlah bertentangan dengan UU tentang Informasi Elektronik juga sangat bertentangan dengan UU Hak Cipta sebab sudah mengedite secara sepihak Gambar, tagline serta Konten dari gambar asli yang diluar batas batas kewajaran, usaha tersebut juga dinilai sebagai cara cara yang diluar etika dan kesantunan berpolitik sebagai orang Maluku.

Baca Juga:  Perdana Menteri Thailand Kagumi Manuskrip Al Quran Tertua Asal Aceh
Postingan di laman Facebook yang dinilai menyesatkan publik. (Foto: Istimewa)
Postingan di laman Facebook yang dinilai menyesatkan publik. (Foto: Istimewa)

“Cara-cara seperti ini selain menabrak hukum positif, cara seperti ini juga sangat tidak mencerminkan budaya dan perilaku kita sebagai orang Maluku yang memiliki tatanan norma kesantunan yang kuat dan sudah terbangun semenjak dulu,” kata Fuad.

Ia menuturkan, era teknologi atau digital seperti sekarang ini telah dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk menyampaikan hal-hal negatif. Padahal seharusnya dimanfaatkan untuk menyampaikan hal-hal positif yang bertujuan untuk memberikan edukasi politik kepada masyarakat. Dan menyerang lawan politik dengan cara membohongi publik dinilai Fuad merupakan praktik yang telah keluar dari tata karma dan norma hukum positif.

“Kalau lawan politik yakin jagoannya menang dan programnya bisa diterima publik, kenapa tidak di publish hal hal positif yang berkaitan dengan terobosan program mereka kedepan, itu kan bagus supaya membangun simpati rakyat, bukan dengan cara cara yang melabrak budaya kita sebagai orang Maluku,” ujarnya.

Menurutnya upaya black campaign melalui media sosial seperti itu merupakan strategi penjajahan gaya baru yang tidak terima dengan budaya berpolitik orang Maluku yang dikenal santun dan memiliki hubungan persaudaraan yang kuat.

Baca Juga:  KPU Nunukan Gelar Pleno Rekapitulasi Perhitungan Perolehan Suara Pemilu 2024

“Orang yang lahir, tumbuh, besar dan berkarya di daerah ini pasti paham betul soal tradisi berpolitik yang sebenarnya, yakni tak mungkin merusak saudaranya sendiri dengan cara cara yang tidak beretika, jadi yang dilakukan oleh pihak lain yang menyebarkan konten gambar negatif di media sosial itu merupakan penjajah gaya baru yang mau mengobrak abrik tatanan tradisi berpolitik kita yang terpupuk semenjak dulu,” papar Fuad. (red)

Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 2