Politik

Denny JA Usulkan Gerindra Usung Gatot Sebagai Capres, Djoko Edhi Yakin Prabowo Tetap Kokoh

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Konsultan politik Denny JA menilai jika Gatot Nurmantyo diusung sebagai calon presiden maka wajah perpolitikan Indonesia pada Pilpres 2019 mendatang menjadi kompetitif. Menurutnya, politik yang kompetitif justru akan menguntungkan rakyat banyak. Kubu yang bersaing akan berlomba menarik hati dan pikiran pemilih dengan menawarkan program dan tim kerja yang paling memenuhi harapan.

“Bagaimana membuat Pilpres 2019 menjadi kompetitif? Salah satu jawabnya, itu akan terjadi jika Gatot Nurmantyo dicalonkan oleh Prabowo Subianto (Gerindra) dan SBY (Demokrat) menjadi penantang Capres Jokowi. Apalagi jika dalam rombongan Prabowo-SBY, PKS dan PAN, plus PKB ikut serta,” ujar Denny dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu (22/4/2018).

Mungkinkah itu terjadi? Menurut Denny, politik adalah seni kemungkinan. Kecuali pohon kelapa tiba tiba berubah menjadi pohon pepaya, segala hal mungkin terjadi dalam politik.

Dia menjabarkan, berdasarkan tradisi pemilu langsung presiden di Indonesia, pilpres baru berlangsung tiga kali: 2004, 2009, 2014. Dalam tiga kali pilpres itu, dua kali incumbent, pertahana presiden yang tengah menjabat, bertarung kembali.

Baca Juga:  Raih 19.627 Suara, Nia Kurnia Fauzi Siap Jaga Amanah Rakyat

Baca juga: Menghinakan Usul Prabowo Jadi Bedinde Presiden Jokowi

“Bagaimana hasilnya? Megawati selaku incumbent (pertahana), dikalahkan SBY di 2004. Tapi SBY selaku pertahana di tahun 2009, menang telak. Pilpres 2014 tak melibatkan pertahana. Kini 2019, pertahana kembali terlibat,” urainya.

Dia menambahkan jika melawan petahana kemungkinan menangnya 50:50. “SBY berhasil kalahkan pertahana di 2004. Tapi Mega dan JK gagal kalahkan pertahana di 2009. Statistik mencatat kemungkinan menang atau kalah melawan pertahana presiden 50:50,” sebutnya.

Kata Denny, jika Jokowi bersama Mega dan SBY melawan Prabowo, pertarungan tak seimbang. Tapi jika Jokowi bersama Mega melawan Prabowo bersama SBY, pertarungan akan kompetitif.

“Segala hal mungkin terjadi. Memang jika akhirnya SBY dan Prabowo bersama mencalonkan Gatot Nurmantyo, Pilpres 2019 akan sangat kompetitif. Negara manapun akan diuntungkan jika politiknya kompetitif,” tegasnya.

Jika akhirnya Gatot dicalonkan oleh kerjasama Prabowo dan SBY, tentu saja belum pasti pertahana akan dikalahkan. “Tapi pilpres 2019 memang akan sangat sangat sangat kompetitif, tiga kali sangat,” pungkasnya.

Baca Juga:  Aglomerasi RUU DK Jakarta

Sementara itu Anggota Komisi III DPR 2004-2009 Djoko Edhi S Abdurrahman menilai Prabowo kini tengah diopinikan sejumlah pihak untuk mengurungkan tekadnya menjadi calon presiden pada Pilpres 2019 meski telah diproklamirkan Partai Gerindra beberapa waktu lalu. Berbagai macam upaya dilancarkan termasuk berupa polling, opini hingga ulasan-ulasan.

“Lembaga polling yang dikerahkan membuat opini bahwa Prabowo pantas jadi bedinde-nya (wapres) Jokowi. Tak mempan, dikerahkah lagi pengulas, termasuk Mahfud MD dan Denni JA. Tak jua mempan. Prabowo tak bergeming, kokoh seperti stalaktit. Argunya bermacam-macam. Nanti di Pilpres kalah lagi loe! Karena sudah dua kali kalah. Abraham Lincoln juga dua kali kalah, yang ketiga menang dan menjadi presiden paling masyhur sepanjang sejarah Amerika Serikat,” tuturnya, Minggu (22/4/2018). (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,109