NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Unjuk rasa berujung kerusuhan yang terjadi dalam beberapa hari kebelakang di Papua dan Papua Barat telah menyita perhatian banyak pihak tak terkecuali Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid. Kepala Daerah yang sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia tersebut menilai peristiwa selain sebagai sesuatu hal yang seharusnya tak terjadi, disisi lain juga memberikan pelajaran berharga termasuk untuk masyarakat Nunukan.
“Tentu miris karena akibat kerusuhan tersebut banyak pihak yang dirugikan. Tapi disisi lain mengandung pesan dan pelajaran kepada kita semua betapa bahayanya pemberitaan palsu atau hoax dan perilaku profokatif,” ujar Laura, Sabru (31/8/2019).
Sebagaimana diketahui, kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat adalah imbas dari dugaan aksi Rasial yang terjadi di depan asrama Mahasiswa asal Papua di Surabaya dua pekan lalu. Polisi pun saat ini sudah menetapkan seroang pelaku yang diduga melakukan provokasi dengan cara menyebarkan hoax melalui group aplikasi tertutup dan media sosial.
Dari hal tersebut, Laura mewanti-wanti masyarakat Nunukan agar benar-benar bijak dalam mempergunakan kemapuanya mempergunakan fasilitas internet. Apalagi menurut Laura, hampir sebagian besar masyarakat Nunukan aktif menggunakan media sosial yang apabila tak berhati-hati dalam menyerap pemberitaan, akan sangat berpotensi terjadinya fitnah dan hal yang pasti sangat merugikan.
Menurut Laura, saat ini media sosial tak hanya menjadi sarana anjang sana di dunia maya namun juga dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan kendati harus mengorbankan keharmonisan dan persatuan.
“Untuk itu saya mengajak masyarakat agar bersama-sama bukan lagi menghindari tapi memerangi hoax. Caranya, ketika mendapat sebuah pemberitaan, kroscek dulu kebenaranya dan jangan sekali-kali menyebarkanya apabila sumbernya tak jelas. Apabila menemukan hoax, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan pihak yang berwajib guna tindakan selanjutnya,” tandasnya.
Selain di media sosial, wanita cantik kelahiran Tawau – Malaysia 10 Agustus 1985 tersebut mengajak agar semua pihak saling memperkuat toleransi dan semangat kebersamaan tanpa memandang latar belakang. Kondisi masyarakat yang terdiri dari beberapa etnis serta latar belakang yang berbeda adalah tantangan bersama untuk mengatualisasikan Bhineka Tunggal Ika.
Sekalipun selama ini Nunukan dalam keadaan kondusif, namun menurut Laura tak berarti sikap abai dan lalai dapat dibiasakan atau dibiarkan. Karena geografis Nunukan sebagai wilayah Perbatasan antar negara, maka potensi masuknya invasi berupa ekonomi, sosial, budaya dan ideologi sangatlah mudah.
“Apalagi di Nunukan hampir semua etnis dan agama mempunyai pihak yang dituakan. Maka apabila ada sedkit kesalahpahaman, selesaikan dengan kedewasaan dan hargai keberadaan para pemuka adat dan pemuka agama. Dengan begitu akan tercipta tatanan yang saling asah, asih dan asuh antara satu dengan lainya,” tuturnya.
Dan kepada Umat Islam, Laura mengajak agar dapat menjadikan momentum Tahun Baru Hijriyah 1441 sebagai ajang instropeksi untuk berhijrah. Jangan sampai pergantian tahun akan berlaku begitu saja tanpa adanya niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Intinya, mari kita sama-sama berhijrah dari segala hal yang negetif menuju perilaku positif baik untuk keluarga, masyarakat, negara dan agama. Jadikan pula semangat hijrah untuk lebih pertebal rasa kepedulian dan kasing sayang pada sesama,” pungkasnya. (Eddy Santry)
Editor: Achmad S.