OpiniRubrika

Dari Uighur Kita Ditegur

DARI Uighur kita ditegur. Bagaimanakah respon dunia internasional jika nestapa itu menimpa umat Islam? Tentu ragam ekspresi dan simpati diberikan. Negara-negara muslim yang diharapkan mampu berada di garda terdepan dalam pembelaan, tampaknya belum pada aspek tindakan nyata. Sementara itu, Barat dan sekutunya akan bersuara tatkala berdampak bagi kepentingan pribadinya. Maka tak heran, jika konflik dan nestapa yang melanda umat Islam di seluruh belahan dunia tak pernah usai secara tuntas. Terkadang, malah dijadikan lahan pembantaian dan pemberangusan suatu etnis dari umat Islam.

Etnis Uighur di Cina menjadi bukti nyata. Agama (Islam) menjadi musuh negara. Apakah mereka tidak melihat Islam ramah yang membawa rahmatan lil ‘alamin? Atau memang sengaja memberangus demi kepuasan dan kebencian pada Islam? Adapun alasan HAM dan kemanusiaan, sama sekali tidak akan pernah mengobati luka dan derita umat Islam etnis Uighur.

Kenestapaan yang melanda etnis Uighur lebih disebabkan tiadanya pelindung umat Islam yang menjaga harta, jiwa, dan raga. Ketiadaan ini akibat institusi politik Islam dunia, khilafah runtuh dan dikubur hidup-hidup. Sementara itu, penindas umat Islam paham bahwa mereka akan melenggang tanpa ada beban. Bahkan ini sebuah kemuliaan mampu memberangus umat Islam. Adapun alasan memerangi muslim ekstrimis, Islam radikal, dan terorisme di Cina tak ubahnya kedok. Bukankah seharusnya negara modern secara teknologi dan ekonomi, Cina, mampu menjadi rumah bagi ragam etnis dan agama? Era global ini bukanlah saatnya menunjukan superioritas, tapi lebih pada prioritas mampu menerima dan melayani manusia.

Baca Juga:  Ketua IPNU Pragaan Mengkaji Fungsi Chat GPT: Jangan Sampai Masyarakat Pecah Karena Informasi Negatif

Bagi umat Islam, khususnya pemimpin di negara-negara muslim yang masih punya nurani, serta umat yang memiliki kepekaan ukhuwah, maka inilah saatnya untuk memberikan pembelaan. Dari peristiwa Uighur ini sesungguhnya kita ditegur untuk memperhatikan urusan saudara lainnya. Bukan sebab beda negara, ini lebih pada kesamaan aqidah dan pembelaan sesama saudara. Begitulah Islam mengajarkan rahmah bagi umatnya.

Ada beberapa pelajaran penting bagi umat Islam dari peristiwa nestapa muslim Uighur.

Pertama, mengingatkan bahwa perang antar-ideologi akan berlangsung abadi hingga akhir zaman. Kemenangan ideologi akan terus dipegang yang memiliki syarat menentramkan jiwa, memuaskan akal, dan sesuai fitrah manusia. Kesemua syarat itu hanya ada dalam Islam. Kapitalisme dan sosialisme akan tergulung habis dan saat ini telah memberikan bukti nyata kegagalan dan keberingasannya.

Kedua, Allah ingin menegur umatnya agar tidak berkutat pada persoalan pribadinya atau negara tempatnya bertinggal. Pemberitaan melalui media yang mendunia dan akses informasi langsung bisa direspon. Selanjutnya menentukan langkah yang tepat untuk memberikan solusi bagi muslim Uighur. Apakah bermanis muka dengan wajah diplomasi? Ataukah mengirimkan pasukan untuk membebaskan dari penindasan? Dua cara itu hanya bisa diambil oleh negara. Rakyat biasa dan umat, paling mentok aksi simpatik, penggalangan dana dan doa.

Baca Juga:  Membanggakan, Pemkab Pamekasan Kembali Raih Anugrah Adipura Tahun 2023

Ketiga, Allah akan menunjukan siapa hamba-Nya yang peduli dengan urusan kaum muslim lainnya. Siapa pula yang abai bahkan sengaja mengabaikan urusan kaum muslim. Keengganan memberikan rasa simpati dan empati pada muslim Uighur akan semakin menunjukan pada dunia bahwa selama umat Islam tidak memiki perisai, nasbnya akan nestapa.

Keempat, perlu membangun kekuatan global untuk meniadakan penjajahan di atas muka bumi. Kekuatan global harus berwujud politik. Menembus batas-batas kenegaraan dan meniadakan sekat semu nasionalisme. Hal ini dengan mendahulukan aqidah Islam sebagai pendorong untuk bersatu dalam empati dan simpati. Kemudian dibalut dengan perjuangan politik dan hukum agar ada kekuatan global untuk menghilangkan segala madharat yang menimpa umat Islam.

Alhasil, peristiwa yang menimpa muslim Uighur dan muslim lainnya sesungguhnya terus berulang. Apakah ini akan menjadi tontonan dan dunia dalam berita? Ataukah ada arus baru untuk mewujudkan perisai bagi umat Islam di seluruh dunia. Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami di Uighur, Rohingnya, Suriah, Palestina, dan negeri-negeri muslim lainnya.

Baca Juga:  Kebijakan Kadindik Bikin Cemas, Pj Gubernur Adhi Karyono Cuek Nasib GTT dan PNPNSD di Jawa Timur

Oleh: Hanif Kristianto, Analis Politik dan Media

Related Posts

1 of 3,051