NUSANTARANEWS.CO – ORGASME. Satu kata cukup familiar di telinga kita. Selalu menarik dibicarakan. Senantiasa dirindu bila dirasakan. Orgasme, kenikmatan yang ditimbulkan oleh getar dan denyut daerah panggul dan dan alam kelamin. Ada yang bilang, orgasm adalah denyut yang tak hanya timbul di area hubungan intim dan yang mengitarinya. Melainkan denyut debar yang terjadi akibat pengerutan dan pengembangan di setiap bagiant tubuh, ketika ada reaksi rangsangan saat bersenggama.
Menggambarkan detil orgasme tak semuda membuat lukisan alam atau sketsa wajah. Orgasme adalah soal rasa. Merasakan setia getar dan sengat hangat yang menimbulkan denyut simultan selama sekian menit di sekujur tubuh, di seluruh urat dan darah.
Mengalami panetrasi dan ejakulasi bagi setiap orang, tentu akan menarik nafas panjang dan mulai berkonsentrasi untuk menerima dan menikmati rengsangan. Rangsangan yang tanpa henti menjalari leher hingga ke setiap inci dari tubuh, khususnya di bagian kepala. Mengalami dan merasakan orgasme seolah sedang mengalami peristiwa yang tak pernah sebelumnya.
Tatkala orgasme mulai terkendali, terjadilah keseimbangan yang diikuti dengan pengurangan tingkat rangsangan, pengurangan orgasme dengan ejakulasi dan kehangatan. Dalam situasi seperti ini, tujuan berhubungan intim tidak hanya mengeluarkan sperma saja, tetapi lebih ke fokus energi yang menggetarkan dan mengembangkan cinta.
Barangkali, orgasme spiritual alias puncak kenikmatan orgasme itu akan bisa dicapai dengan adanya keseimbangan tersebut.
Baca: Seks dan Orgasme Spiritual Bagi Sastrawan Besar WS Rendra (Bag. I)
Lantas, bagaimana dengan orgasme atau ejakulasi seorang wanita? Dimana, ejakulasi wanita adalah bentuk pujian tertinggi di kamar tidur: Jika pasangan prianya membuat ia menyemprotkan ‘kenikmatan’, berarti sia pria telah melakukan sesuatu dengan benar.
Andreas Unang dalam buku “Trik Wanita Mencapai Orgasme” mengatakan, bangkitnya gairah seksual wanita dan orgasme merupakan preses yang kompleks, yang melobatkan seluruh pikiran dan tubuh. Pikiran manusia menerima rangsangan seksual dari tubuh, memprosesnya, dan berdasarkan pada pembelajaran terdahulu dan pengalaman, menyebabkan tubuh meresponnya.
“Selanjutnya otak akan mulai memproses gairah secara visual atau melihat pasangan yang telangan, rangsangan yang dapat didengar (rayuan manis pasangan atau desahan kenikamtan, misalnya), rangsangan penciuman (aroma khas tubuh pasangan) dan rasa (rasa tubuh pasangan), serta getar asmara yang berapi-api di dalam jiwa,” kata Andreas seperti dinukil NusantaraNews.co.
Pikiran dan tuhuh, urainya, dapat mengalami bangkitnya gairah seksual secara terpisah, namun tidak bisa mengalami orgasme secara terpisah. Orgasme membutuhkan keduanya, pikiran dan tubuh yang bekerjasama. “Pikiran itu sendiri dapat menghasilkan orgasme, tetapi Anda masih bisa merasakan orgasme dalam tubuh Anda,” ujarnya. Tetapi, titik tekannya adalah, orgasme membutuhkan keduanya.
Lebih lanjut, Anderas menyampaikan, dengan datangnya masa puper, seorang wanita mulai belajar merespon seksual dengan tepat. Namun pada masa itu, biasanya ia menganggap merespon rangsangan seksual adalah buruk. Akibatnya ia terisolasi dari seksual phisiknya seindiri, bahkan tidak menyadari saat bergairah seksual.
“Gadis remaja dan wanita dewasa, mungkin tidak mengizinkan diri mereka berada dalam setuasi rangsangan sekusal. Barangkali perasaan bergairah seksual hanya ditanggapi sebagai perasaan jatuh cinta. Mereka berusaha menghilangkan dan menyangkal bila itu terjadi,” terangnya.
Menukil menshealth, seni ejakulasi data/atau orgasme wanita memang telah dipelajari selama lebih dua abad lamanya. Namun, kata terapis seks bersertifikat dan seorang profesor di Rutgers University, Beverly Whipple, PhD, kebanyakan peneliti masih bingung dengan hal itu. Yang pasti, kata dia dalam penelitiannya, ejakulasi wanita adalah sesuatu (banget) yang pasti.
Simak: Seks dan Orgasme Spiritual Bagi Sastrawan Besar WS Rendra (Bag. II)
“Ejakulasi wanita berasal dari kelenjar prostat betina (atau kelenjar Skene, terletak di dinding anterior vagina) dan sekitar 3 sampai 5 cc cairan yang terlihat seperti susu bebas lemak encer,” jelasnya.
Dr. Whipple menegaskan, ejakulasi wanita dan apa yang dianggap sebagai “menyemprotkan” atau cairan yang mungkin dilihat dalam visualisasi porno – adalah dua hal yang berbeda.
Tidak seperti ejakulasi wanita, yang merupakan sejumlah kecil cairan putih susu yang berasal dari kelenjar prostat betina, penelitian laboratorium telah menentukan bahwa menyemprotkan pada dasarnya adalah hasil wanita dengan otot pelvis lemah yang sedikit kencing saat orgasme.
“Squirting adalah urine yang diencerkan dengan sejumlah kecil komponen ejakulasi wanita,” kata Whipple.
Sementara penelitian terbaru mengemukakan bahwa ejakulasi wanita sebenarnya jauh lebih sulit dicapai: hanya diperkirakan 10 persen wanita dapat melakukannya.
“Terlepas dari apakah menyemprotkan cairan prostat atau kencing atau sedikit keduanya, satu hal yang pasti: Jika Anda membuatnya basah, mungkin dia bersenang-senang. Tapi bagaimana Anda membawanya ke tempat kenikmatan yang tinggi ini?,” ungkap Whipple.
Baca juga: Rahasia Suara Erangan Wanita Ketika Berhubungan Seks
“Kami berbicara dengan beberapa ahli, termasuk bintang porno Layton Benton (yang terkenal dengan kecakapan menyemprotnya), untuk beberapa tip dan trik bagaimana menyelesaikan pekerjaan,” imbuhnya.
Penulis: Mugy Riskiasa
Editor: M. Yahya Suprabana
Catatan Redaksi: Artikel ini mengandung konten dewasa, kalau Anda belum cukup umur atau sedang bersama anak di bawah umur, jangan membacanya.