NusantaraNews.co – Dalam teori Max Weber ’’ suatu hubungan antar masyarakat baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya harus terdapat suatu etika kesopanan, saling menghormati satu sama lain dan tidak adanya suatu perbedaan antara individu baik, ras, suku, agama maupun adat sehingga dapat terciptanya interaksi sosial yang baik ’’.
Berangkat dari teori Max Weber di atas, maka teori tersebut dapat dijadikan sebagai bahan analisis untuk melihat konteks manusia. Sebagai seorang individu dengan kebebasannya, manusia juga sebagai makhluk sosial, yang pada hakikatnya tidak bisa lepas dari ikatan makhluk sosial lainnya. Secara tidak sadar manusia terkadang terlalu egois dengan keindividuannya. Tanpa memperdulikan kehadiran orang lain di sekelilingya.
Kembali pada teori Max Weber di atas, dalam menjalin hubungan antara individu dengan indvidu lainnya yang berorientasi kepada hubungan kemasyarakatan, baik pada ruang lingkup masyarakat politik, ekonomi, sosial dan budaya sudah menjadi keharusan bagi individu untuk saling menjaga etika dan saling menghormati antara individu satu dan lainnya. Karena dengan menjaga sikap tersebut, maka interaksi sosial yang dibangun individu dalam hubungan masyarakat akan tercipta dengan baik. Yang menarik dari teori Max Weber adalah perbedaan yang sejatinya dimiliki oleh setiap individu dijadikan sebagai modal dalam hubungan sosial kemasyarakatan. Bukan malah justru perbedaan setiap individu dijadikan dalih untuk memperpecah belah hubungan masyarakat.
Berbicara kontek masyarakat di Indonesia, Masyarakatnya yang mendiami negeri ini berbeda – beda suku, ras, agama dan budayanya. Akan tetapi, perbedeaan ini adalah anugerah besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dengan adanya perbedaan tersebut, setiap warga Indonesia bisa saling kenal – mengenal. Disamping itu, dengan adanya perbedaan tersebut maka seluruh warga Indoneisa bisa saling belajar, saling bertukar fikiran dan pendapat serta belajar saling menghargai di dalam perbedaan.
Indonesia yang notabenenya adalah Negara majemuk, tapi sampai saat ini melalui semboyan ’’Bheineka Tunggal Ika ’’ yang memiliki artian berbeda – beda namun tetap satu jua benar – benar dijadikan kekuatan untuk menyatukan perbedaan pada masyarakat. Oleh sebab itu, sudah menjadi keharusan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mempertahankan dan menjalankan makna yang terkandung dalam semboyan ’’Bheineka Tunggal Ika tersebut’’. Sehingga dengan demikian, hubungan antar masyarakat yang ada di Indonesia baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya dapat terwujud dengan baik.
Penulis: Santoso, S. Sos, Alumnus Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kini Dewan Penasehat dan Pertimbangan Orgnisasi Ikatan Pelajar mahasiswa Kabupaten Natuna – Yogyakarta ( DPPO IPMKN-Y).