NUSANTARANEWS.CO – Ketegangan antara pasukan India dan Cina terus meningkat dengan cepat di persimpangan perbatasan India-Cina-Bhutan. Seperti telah diberitakan konflik perbatasan terakhir India-Cina terjadi pada tanggal 18 Juni 2017 lalu – ketika tentara India menentang konstruksi pembangunan jalan oleh pasukan Cina di Doklam, yang berada di bawah kendali Cina namun diklaim oleh Bhutan. India kemudian menempatkan pasukan daratnya bersiaga di Bumla di perbatasan India-China di Arunachal Pradesh.
Sengketa perbatasan antara India dan Cina semakin memanas meski kedua negara telah mengadakan kesepakatan informal pada tahun 2012. India menuduh Cina-lah yang memulai krisis dengan memulai konstruksi yang tidak sah di wilayah Bhutan. Seperti diketahui bahwa krisis kedua negara di mulai ketika Cina mengklaim dataran tinggi Doklam, yang terletak di utara Bhutan, sebagai bagian dari wilayahnya dan mulai membangun konstruksi jalan penghubung yang memungkinkan Cina memiliki akses ke lembah Chumbi menuju Koridor Siliguri, yang disebut dengan Chicken’s Neck Corridor of India.
Melihat sikap agresif Cina tersebut, India sangat berkepentingan mencegah Cina memiliki akses ke Koridor Siliguri. Bila sampai hal itu terjadi maka Cina akan menguasai Chicken’s Neck, dan memotong wilayah timur laut India.
Sebagai informasi wilayah timur laut ini terhubung dengan dataran utama India melalui Koridor Siliguri yang berada di Bengal Barat yang merupakan salah satu negara bagian India. Koridor sempit yang dijuluki leher ayam itu membuka akses ke timur laut ke negara bagian Assam. Dari Assam kemudian membuka akses menuju ke negara-negara bagian lain di wilayah itu seperti Arunachal Pradesh, Manipur, Meghalaya, Mizoram, Tripura, dan Nagaland. Assam dan negara-negara bagian itu disebut sebagai The Seven Sister States. Sebutan ini diberikan karena kesamaan budaya dan bahasa di negara-negara itu. Selain The Seven Sister States, terdapat satu negara bagian yang juga berada di India Timur Laut, yaitu Sikkim. Ini adalah negara bagian yang terletak di Pegunungan Himalaya. Budaya dan bahasanya pun seperti orang Nepal.
Baik India maupun Bhutan telah melakukan protes terhadap program One Belt One Road Cina yang ingin mendorong koneksitas antar negara yang masuk dalam skema koridor Jalur Sutra abad-21 melalui pembangunan infrastruktur di seluruh Asia.
Cina rupanya ingin menunjukkan kepada Bhutan bahwa siapa yang menguasai Himalaya! Dan India paham akan maksud Cina tersebut. Sehingga India berusaha mempertahankan integritas teritori kedaulatan Bhutan. India tidak ingin kehilangan Bhutan dan keuntungan strategis di lembah Chunbi.
Secara geopolitik, India melihat bahwa jika Cina mendapat akses ke wilayah Bhutan melalui Dataran Tinggi Doklam dengan jalan yang sedang coba di bangun – maka pasukan negara komunis itu akan dengan mudah memiliki akses strategis menuju koridor sempit India yang menghubungkan daratan India dengan tujuh negara bagian timur lautnya. Jadi wajar saja bila India menjadi sangat gusar dengan rencana Cina tersebut.
Bila melihat kepentingan geopolitik, India jelas tidak akan mundur melihat langkah strategis Cina yang mengancam keamanan nasional India dan juga Bhutan. Bhutan pun telah meminta pasukan India untuk ditempatkan di daerah konflik tersebut.
Di tengah kebuntuan dalam mencari resolusi konflik perbatasan tersebut, Cina pun tampaknya tidak akan mundur, apalagi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Cina baru saja merayakan hut ke 90 – di mana Xi Jinping juga jelas tidak ingin menunjukkan kelemahan.
Dalam situasi buntu yang belum ada jalan keluarnya – upaya penyelesaian diplomatis antar kedua negara terus berjalan menjelang KTT BRICS. Tampaknya kedua negara tidak ingin masalah konflik mereka dimasukkan ke dalam agenda pertemuan negara-negara BRICS dan melibatkan mereka dalam konflik bilateral India-Cina.
Seperti diketahui BRICS adalah asosiasi dari lima negara berkembang: Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan yang bertujuan meningkatkan kerja sama di antara mereka sendiri dan memperkuat upaya organisasi internasional lainnya yang bekerja untuk kemajuan dunia di sejumlah bidang. (Banyu)
Berita Terkait:
-
-
-