NUSANTARANEWS.CO – Artificial Intelligence (AI) lulus ujian advocate di Jepang. Bayangkan bila seorang advokat perlu waktu berminggu-minggu untuk melakukan sebuah penelitian, maka AI dapat melakukannya hanya dalam hitungan detik. Apalagi AI tidak lelah, tidur, makan dan minum kopi. Bahkan, AI lebih sukses daripada kebanyakan rata-rata pengacara berpengalaman. Bagaimana jika AI mencoba berpraktek sebagai pengacara? Artificial Intelligence menjadi mitra atau saingan manusia?
Sebuah studi LawGeex, yang dimulai tahun 2014, mencoba membandingkan kinerja 20 pengacara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berpengalaman dengan sistem AI. Hasil yang diperoleh cukup mengejutkan, kinerja rata-rata pengacara manusia adalah 85%, sedangkan rata-rata keberhasilan AI adalah 94%. Sementera waktu rata-rata yang diperlukan untuk ‘pengacara manusia’ dalam proses ini adalah 92 menit, sedangkan waktu yang dibutuhkan oleh AI adalah 26 detik.
Pada akhir 2017, empat siswa Sekolah Hukum Harvard dengan menggunakan mesin pencari AI bernama Evisort, mereka dapat merumuskan dan membuat rancangan kontrak hukum yang lebih akurat – berbasiskan penyimpanan cloud.
Perkembangan pesat AI ini, otomatis akan merevolusi cara kerja padat karya para pengacara yang mahal. Bayangkan bila hanya dalam waktu enam detik, AI dapat meninjau kontrak 30 halaman dan memberikan informasi yang akurat untuk Anda. Bukankah jauh lebih efisien.
Pada pertengahan tahun lalu, Lembaga AI Now di Universitas New York yang mengkhususkan penelitian interdisipliner yang membahas implikasi sosial dari kecerdasan buatan, mengadakan lokakarya yang menghadirkan para advokat, peneliti, pakar teknis, ilmuwan sosial, dan pemikir terkemuka lainnya di bidang akuntabilitas algoritmik. Lokakarya itu, membahas strategi dan praktik terbaik sambil bertukar gagasan dan pengalaman dalam litigasi dan advokasi lainnya di masa depan.
Baru-baru ini, perusahaan Tokyo Site Visit di Jepang menyatakan bahwa sebuah program AI bernama Miraimon telah lulus ujian nasional bagi advokat yang diselenggarakan pada hari Minggu (19/05/2019).
Site Visit menyatakan bahwa Miraimon, turut serta dalam ujian tersebut. Ujian ini wajib diikuti oleh para mahasiswa fakultas hukum yang belum lulus untuk mendapatkan kualifikasi bagi ujian utama.
Miraimon berhasil menjawab 57 dari 95 pertanyaan, dengan tingkat kesuksesan mencapai 60 persen. Dengan tingkat kesuksesan ini, maka Miraimon telah dinyatakan lulus di tes awal. Padahal ujian advokat merupakan salah satu ujian nasional yang paling sulit di Jepang. (Agus Setiawan)