Puisi

Arek Lancor

Puisi Sugik Muhammad Sahar
Arek Lancor

I
Di tugu itu . ..
Aku ingin mencari akar dan jejak
Di antara tajam dan kilat mata serdadu
Bekas anak-anak pagi main perang-perangan
Dengan petasan bambu, juga katepel kayu
Celurit ini punya siapa?

II
Di pantai itu . ..
Jangan sebut lagi lautan garam
Meski berabad-abad bulir-bulir mutiara
Tertimbun sebagai madu segara
Ah, sudah kuduga
Tak elok lagi menjadi puisi, apalagi prosa
Lalu kita berkata: kenang lah sebagai yang lampau

III
Tak ada berita kemenangan hari ini
Koran-koran mengabarkan duka
Ada bekas cambuk paku di halaman pertama
Melukai punggung sapi kerapannya
Tersebab sederhana saja
Lupa dipasang selendang di kepala

IV
Anak-anak pagi dengan seragam sekolah
Kulihat pistol bamboo di tangan sebelah
Yang pelurunya telah dibacakan mantra serapah
Menembus petak sawah
Menembus luhur tanah
Tapiyang luka adalah kau dan aku

Pamekasan 2017

Sugik Muhammad Sahar lahir di Pamekasan, 30 Mei 1985 Desa Polagan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan 69382. Alumnus Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Madura. Menulis puisi menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Madura. Tahun 2017 karya-karyanya pernah dipublikasikan di: Radar Madura, Sastra Sumbar, Padang Ekspres, Jawa Post, Haluan Padang, Banjarmasin Post dan lainnya. Antologi bersama penyair lain: Kumpulan Puisi “Lebih Baik Putih Tulang Dari Pada Putih Mata” Bangkalan Madura 2017. Saat ini mengabdi di Lembaga Ponpes Al-Hasan Putri.

Related Posts

1 of 126
  • slot raffi ahmad
  • slot gacor 4d
  • sbobet88
  • robopragma
  • slot gacor malam ini
  • slot thailand