Berita UtamaMancanegaraOpiniTerbaru

AKTIVITAS TERORIS ISRAEL: 1939-1948

Aktivitas teroris Israel: 1939-1948
Aktivitas teroris Israel: 1939-1948

NUSANTARANEWS.CO – Aktivitas teroris Israel: 1939-1948. Pada saat itu, PLAN DALETH sedang ramai-ramainya. Saat pengusiran dan pembantaian menghimpun langkah, para pemimpin Zionis merundingkan dan akhirnya mengadopsi apa yang dikenal sebagai Plan Daleth, yang memberi perintah gamblang kepada komandan-komandan Haganah – angkatan militer utama Zionis – tentang bagaimana berurusan dengan warga Palestina: “Operasi ini bisa dijalankan dengan menghancurkan desa-desa lewat pembakaran, dengan meledakkannya, dan dengan menanam ranjau di reruntuhannya, dan terutama yang pusat populasinya sulit dikuasai secara permanen; ataupun dengan mengadakan operasi penyisiran dan pengawasan sesuai garis pedoman berikut; pengepungan desa, pelaksanaan penggeledahan di dalamnya. Jika ada perlawanan, angkatan bersenjatanya harus disapu-bersih dan penduduknya diusir ke luar perbatasan negara.”

1939: Haganah meledakkan jalur pipa minyak Irak dekat Haifa. Moshe Dayan adalah salah seorang pelaku dalam aksi itu. Teknik ini dipakai lagi pada 1947 sekurangnya empat kali.

20 Agustus 1937 – 29 Juni 1939: Selama periode ini, Zionis menjalankan serangkaian serangan terhadap bis-bis Arab, mengakibatkan kematian 24 orang dan melukai 25 lainnya.

1939: Jerusalem Post Office 25 November 1940: S.S. Patria diledakkan oleh teroris Yahudi di pelabuhan Haifa, menewaskan 268 imgiran ilegal Yahudi. Ledakan itu adalah kerjaan tentara bawah tanah Yahudi, Haganah, yang hanya bermaksud merusak kapal untuk mencegahnya berlayar, tapi salah memperhitungkan jumlah bahan peledak yang diperlukan untuk melumpuhkan kapal. Banyak pihak mengatakan bahwa ini bukan salah perhitungan dan merupakan pembunuhan disengaja atas Yahudi oleh Yahudi, dalam rangka mempengaruhi kebijakan imigrasi Inggris terhadap Palestina.

24 Februari 1942: S.S. Struma meledak di Laut Hitam, menewaskan 769 imigran ilegal Yahudi. Dilukiskan oleh Jewish Agency sebagai aksi “protes masal dan bunuh diri masal”.

6 November 1944: Teroris Zionis dari Stern Gang membunuh Menteri Residen Inggris di Timur Tengah, Lord Moyne, di Kairo.

22 Juli 1946: Teroris Zionis meledakkan Hotel King David di Yerusalem, yang menampung kantor pusat pemerintahan sipil Palestina, menewaskan atau melukai lebih dari 200 orang. Irgun pimpinan Menachem Begin merencanakan dan menjalankan pembantaian 92 orang Inggirs, Arab, dan Yahudi, dan melukai 58 lainnya itu.

Sebagai kepala Jewish Agency, David Ben-Gurion menyetujui operasi tersebut. Untuk memusnahkan bukti yang dikumpulkan Inggris, para pemimpinnya bersekongkol dengan geng Haganah, Palmach, Irgun, dan Stern dalam segelombang kejahatan teroris dan pembunuhan. Pengeboman Hotel King David adalah yang paling terkenal dan mengikuti pola terorisme negara Israel yang brutal.

Baca Juga:  Netralitas TNI di Pemilu 2024: Komitmen Teguh dan Aksi Tegas Menjaga Kehormatan

Juni 1947: Surat-surat yang dikirim ke Menteri-menteri Kabinet Inggris ditemukan mengandung bom.

3 September 1947: Bom kartu pos yang dialamatkan ke Kantor Perang Inggris meledak di ruang penyortiran kantor pos di London, melukai 2 orang. Kartu pos itu dipertalikan dengan Irgun atau Stern Gang. (Sunday Times, 24 September 1972, hal. 8).

11 Desember 1947: Enam warga Arab tewas dan 30 lainnya terluka saat bom dilemparkan dari truk-truk Yahudi ke bis-bis Arab di Haifa; 12 warga Arab tewas dan yang lainnya terluka dalam sebuah serangan oleh Zionis bersenjata terhadap desa pantai Arab dekat Haifa. Di kota Haifa, pasukan Zionis mulai menggelindingkan tong-tong berisi bahan peledak ke lingkungan Palestina dan menuangkan minyak terbakar ke jalanan. Mereka kemudian, dengan senapan mesin, menembaki penduduk yang mencoba memadamkan api.

13 Desember 1947: Teroris Zionis, diyakini anggota Irgun Zvai Leumi, menewaskan 18 warga Arab dan melukai hampir 60 lainnya di kawasan Yerusalem, Jaffa, dan Lydda. Di Yerusalem, bom dilemparkan ke sebuah pasar Arab dekat Gerbang Damaskus; di Jaffa, bom dilemparkan ke dalam sebuah kafe Arab; di desa Arab, Al-Abbasya, dekat Lydda, 12 warga Arab tewas dalam serangan mortar dan senjata otomatis.

19 Desember 1947: Teroris Haganah menyerang sebuah desa Arab dekat Safad, DI Gallilee, meledakkan dua rumah di tengah malam saat keluarga sedang tidur. Dalam reruntuhannya ditemukan jasad 10 warga Arab, termasuk 5 anak-anak. Haganah mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut serta serangan serupa lainnya pada waktu itu.

29 Desember 1947: Dua polisi Inggris dan 11 warga Arab tewas dan 32 warga Arab terluka di Gerbang Damaskus di Yerusalem, saat anggota Irgun melemparkan bom dari sebuah taksi.

30 Desember 1947: Pasukan campuran dari Zionis Palmach dan Carmel Brigade menyerang desa Balad al-Sheikh, menewaskan lebih dari 60 warga Arab.

1947 – 1948: Nakkba! Lebih dari 700.000-800.000 warga Arab Palestina diambil rumah dan tanahnya; sejak saat itu, mereka tidak diberi hak untuk kembali ataupun kompensasi atas harta kekayaan mereka. Setelah pengusiran mereka, Pasukan Israel meratakan 385 desa dan kota Arab dengan tanah dari total 475, dan menghapuskan sisa-sisanya. Akhirnya, desa-desa Israel, Kibbutzim, dan kota-kota dibangun di atas sisa reruntuhan itu.

Israel tak pernah mengakui hak pengungsi Palestina untuk kembali sebab ia tahu bahwa kepulangan semacam itu akan merusak proyeknya mempertahankan mayoritas Yahudi dalam perbatasannya. Pengungsi-pengungsi ini tidak menimbulkan ancaman bagi komunitas Yahudi di Israel, tapi lebih mengancam ideologi negara Israel yang tak menyisakan ruang bagi non-Yahudi di Israel. Tujuan Israel bukanlah demokrasi untuk warganegaranya, melainkan lebih kepada demokrasi Yahudi.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

13 Desember 1947 – 10 Februari 1948: Tujuh insiden pelemparan bom kepada warga sipil Arab yang tak berdosa di kafe dan pasar, menewaskan 138 dan melukai 271 lainnya. Selama periode ini, terdapat 9 serangan terhadap bis-bis Arab. Zionis memasang ranjau pada kereta-kereta penumpang setidaknya dalam 4 kesempatan, menewaskan 93 orang dan melukai 161 lainnya.

1 Januari 1948: Teroris Haganah menyerang sebuah desa di lereng Gunung Carmel; 17 warga Arab tewas dan 33 terluka.

4 Januari 1948: Teroris Haganah berseragam Tentara Inggris menyusup ke pusat Jaffa dan meledakkan Serai (Rumah Pemerintahan Turki lama) yang dipakai sebagai markas pusat Komite Nasional Arab, menewaskan lebih dari 40 orang dan melukai 98 lainnya.

5 Januari 1948: Hotel Semiramis milik Arab di Yerusalem diledakkan, menewaskan 20 orang, di antaranya adalah Viscount de Tapia, Konsul Spanyol. Haganah mengaku bertanggung-jawab atas kejahatan ini.

7 Januari 1948: 17 warga Arab tewas oleh ledakan bom di Gerbang Jaffa di Yerusalem, 3 dari mereka sedang mencoba melarikan diri. Korban lain, mencakup pembunuhan perwira Inggris dekat Hebron, dilaporkan berasal dari berbagai wilayah negeri.

16 Januari 1948: Zionis meledakkan tiga gedung Arab. Di gedung pertama, 8 anak berusia antara 18 bulan sampai 12 tahun tewas.

15 Februari 1948: Teroris Haganah menyerang sebuah desa Arab dekat Safad, meledakkan beberapa rumah, menewaskan 11 Arab, termasuk 4 anak-anak.

3 Maret 1948: Kerusakan parah terjadi pada gedung Salam milik Arab di Haifa (sebuah blok apartemen dan toko 7 tingkat) akibat Zionis yang mengendarai lori (truk) tentara menuju gedung dan melarikan diri sebelum peledakan 400 pon bahan peledak; korban tewas berjumlah 11 warga Arab dan 3 warga Armenia dan melukai 23 orang. Stern Gang mengklaim bertanggung-jawab atas insiden itu.

22 Maret 1948: Blok perumahan di Jalan Irak di Haifa diledakkan, menewaskan 17 orang dan melukai 100 lainnya. Empat anggota Stern Gang mengendarai dua truk bermuatan bahan peledak ke jalan tersebut dan meninggalkannya sebelum ledakan.

31 Maret 1948: Untuk kedua kalinya dalam satu bulan, Cairo-Haifa Express dipasangi ranjau tanah elektronik dekat Benyamina, menewaskan 40 orang dan melukai 60 lainnya.

Baca Juga:  Sholawatan, Khofifah Ajak Masyarakat Jatim Doakan dan Pilih Prabowo-Gibran Sekali Putaran

9 April 1948: Pasukan gabungan dari Irgun Zvai Leumi dan Stern Gang, didukung oleh pasukan Palmach, merebut desa Arab, Deir Yassin, dan membunuh lebih dari 200 warga sipil tak bersenjata, termasuk tak terhitung wanita dan anak-anak. Pria tua dan wanita muda ditangkap dan dipawaikan dengan rantai di Jewish Quarter, Yerusalem; 20 sandera kemudian ditembak di tambang Gevaat Shaul. Para pelaku berharap menakuti tetangga mereka agar melarikan diri, sehingga mempercepat proses pengusiran.

16 April 1948: Zionis menyerang bekas kamp tentara Inggris di Tel Litvinsky, menewaskan 90 orang Arab di sana.

19 April 1948: 14 warga Arab tewas di sebuah rumah di Tiberius, yang diledakkan oleh teroris Zionis. Ada pula penjarahan besar-besaran di Jaffa yang dilakukan menyusul serangan bersenjata oleh teroris Irgun dan Haganah. Mereka menjarah dan membawa pergi segala sesuatu yang bisa mereka bawa, menghancurkan apa yang tidak bisa dibawa.

3 Mei 1948: Sebuah bom buku yang dialamatkan kepada seorang perwira Tentara Inggris, yang pernah ditempatkan di Palestina, meledak, menewaskan saudaranya, Rex Farran.

11 Mei 1948: Sebeuah bom surat yang dialamatkan kepada Sir Evelyn Barker, mantan Komandan Perwira di Palestina, terdeteksi tepat pada waktunya oleh istrinya.

21 Mei 1948: Sebanyak 230 warga Palestina ditembak tanpa belas kasihan di Tantura dan dimakamkan di sebuah kuburan masal pada 22 Mei. Pada link ini, Anda akan menemukan foto-foto dan keterangan 21 saksi mata mengenai kejahatan ini.

25 April 1948 – 13 Mei 1948: Penjarahan besar-besaran di Jaffa dilakukan menyusul serangan bersenjata oleh teroris Irgun dan Haganah. Mereka merampok dan membawa pergi segala sesuatu yang bisa mereka bawa, menghancurkan apa yang tidak bisa dibawa.

17 September 1948: Count Folke Bernadotte, Mediator PBB di Palestina, dibunuh oleh anggota Stern Gang di sektor Yerusalem yang dikuasai Zionis. Ajudan Bernadotte, Kol. Serot, juga dibunuh oleh teroris Yahudi.

November 1948: Desa Kristen Arab, Igrit dan Birim, diserang dan dihancurkan, menewaskan dan melukai tak terhitung warga sipil bersenjata, termasuk wanita dan anak-anak. Semua penduduk Kristen Arab diusir secara paksa dari rumah-rumah mereka. Negara Israel masih menolak mengizinkan mereka pulang ke desa mereka meski terdapat beberapa perintah pengadilan. (Red)

Sumber: Barbara Lee, Israel Didirikan melalui Terorisme Dipupuk Dengan Darah

Related Posts

1 of 3,070