Gaya HidupLintas Nusa

Adaptasi Kebiasaan Baru dan Pengembangan Produk Pariwisata Bulu Kumba

Adaptasi kebiasaan baru dan pengembangan produk pariwisata Bulu Kumba.
Adaptasi kebiasaan baru dan pengembangan produk pariwisata Bulu Kumba. Senin, 26 Oktober 2020 di hotel Agri BuluKumba, Sulawesi Selatan.

NUSANTARANEWS.CO, Bulukumba – Adaptasi kebiasaan baru dan pengembangan produk pariwisata Bulu Kumba. Dr. Susetya Herawati, yang merupakan salah satu ToMT dosen pendamping Desa wisata yang juga Dosen Pasca Sarjana Universitas Krisna Dwipayana, mengutip Anthony Robbins: “Bukan peristiwa atau kejadian yang akan menentukan akan menjadi apa  kita hari ini dan esok, tetapi makna yang kita berikan terhadap kejadian/peristiwa yang kita alami,” ujarnya dalam acara Gerakan Sadar Wisata: adaptasi Kebiasaan Baru dan Pengembangan Potensi Produk Pariwisata di Kabupaten BuluKumba, Provinsi Sulawesi pada 26 Oktober 2020 di hotel Agri.

Kegiatan diskusi yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif c,q Direktorat Pengembangan Sumber Daya manusia, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan ini adalah dalam rangka penguatan Sumber Daya Manusia Pariwisata. Diskusi membahas lima tema dengan fokus Gerakan Sadar Wisata: memahami CHSE (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan dan lingkungan hidup), Pelayanan Prima, eksploring, packaging, dan presentation

Baca Juga:  Gawat, Oknum Caleg Bawa Kabur Anak Usai Kalah Persidangan

Penguatan wawasan sumberdaya manusia pariwisata memiliki arti bahwa manusia pariwisata merupakan tujuan utama dari kapasitas manusia sebagai sumber daya yang paling penting.  Dengan kata lain, manusia sebagai subyek penguatan harus memiliki kemampuan dalam mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki oleh manusia pariwisata sesuai dengan program yang saat ini sedang dijalankan dalam rangka beradaptasi kebiasaan baru sebagai upaya menyiapkan diri pasca pandemi Covid-19, kemudian diikuti dengan pengembangan potensi produk desa wisata.

Dari hasil diskusi dan presentasi dari setiap kelompok yang hadir, terlihat bahwa pokdarwis di Bulukumba yang mayoritas adalah ibu-ibu dan generasi muda, umumnya mereka sudah sangat memahami pentingnya sadar wisata di daerahnya sehingga  partisipasi dan dukungan masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di wilayahnya mendapat dukungan yang sangat baik.

Namun demikian masih membutuhkan semangat dan motivasi yang terus menerus untuk mengingatkan, hal ini disampaikan oleh beberapa peserta yang merasa bahwa CHSE belum menjadi faktor penting dalam menjaga pelayanan prima bagi wisatawan, juga terhadap masalah eksploring dari sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang masih membutuhkan adanya pendampingan.

Baca Juga:  HUT Dihadiri Gibran, SPSI Jatim Janji Sumbang 2,5 Juta Suara Prabowo Gibran

Dalam sesi presentasi tiap tiap kelompok dapat disimpulkan bahwa pokdarwis di Bulukumba, penuh dengan kreatifitas, inovasi dan solutif dalam menyampaikan potensi lokal yang dimiliki untuk menjadi daya tarik wisata, dan untuk menumbuhkan ekonomi kreatif bagi masyarakat desa. Persoalannya terletak pada pengemasan terhadap networking melalui kolaborasi kemitraan. Di sini diperlukan kegiatan terintegrasi dengan mengundang stakeholder lainnya sehingga akan terjadi kesepakatan-kesepakatan bersama untuk saling mendukung kemajuan desa wisata pada daerahnya.

Adapun sebagai kesimpulan dari hasil diskusi adalah, dibutuhkannya pendampingan berkelanjutan, untuk terus memberikan kebaruan dalam informasi, bertukar pikiran melalui pembimbingan yang baik dan membangun networking antara stakeholder untuk menumbuhkan iklim pembangunan desa wisata berkelanjutan melalui partisipasi dan pemberdayan masyarakat sekitarnya.

Hadir dalam acara diskusi Plt Direktur Pengembangan SDM bapak Reza Rahmana Kolaka, ST, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten BuluKumba bapak Muh. Ali Saleng, SH, M.Si, Anggota DPR RI Komisi X bapak Drs. H. Andi Muawiyah Ramly, M.Si, dan 75 aktifis pengelola Desa Wisata. (M2).

Related Posts

1 of 3,049