HukumPeristiwa

Ada Apa Dengan Polisi dan Polda Metro Jaya?

Sejken FUI Al-Khaththath dalam pemeriksaan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Foto Istimewa
Sejken FUI Al-Khaththath dalam pemeriksaan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Foto Istimewa

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kepolisian kembali menangkap orang-orang kritis di negeri ini dengan tuduhan makar. Beberapa waktu lalu, kepolisian menangkap sejumlah tokoh nasionalis yang kritis terhadap pemerintah dengan tuduhan serupa. Tapi akhirnya kepolisian tidak mampu membuktikan tuduhan ngawurnya tersebut.

Pagi ini, Jumat (31/3/2017), kepolisian menangkap sejumlah tokoh Islam  Muhammad Al-Khaththath, Zainuddin Arsyad, Irwansyah, Diko Nugraha dan Andry. Ada apa dengan kepolisian?

Pantau: Penangkapan Al-Khaththath dan 4 Aktivis Lainnya, NSEAS: Lihatlah Dari Perspektif Kekuasaan

Ketua presidium Indo Police Watch (IPW) menyoroti serius sikap arogan kepolisian yang gemar main tangkap. Penangkapan yg dilakukan jajaran Polda Metro Jaya terhadap kelompok Islam yang akan melakukan demo tadi pagi adalah sebuah tindakan arogan kepolisian yang membingungkan publik. Apalagi alasan penangkapan itu disebut polisi bahwa mereka-mereka yang ditangkap akan melakukan aksi makar.

Ind Police Watch (IPW) mendesak polisi perlu menjelaskan secara transparan aksi makar seperti apa yang akan mereka lakukan. Sebab beberapa waktu lalu Polda Metro Jaya juga sudah menangkap sejumlah tokoh kelompok nasionalis dengan tuduhan makar. Sekarang polisi kembali menangkap sejumlah tokoh Islam dengan tuduhan makar. Jika mengikuti pola pikir Polda Metro ini berarti ada dua kelompok yang hendak melakukan makar, yakni kelompok nasionalis dan kelompok agama,” kata Neta dalam keterangan persnya, Jakarta, Jumat (31/3/2017).

Baca Juga:  Lecehkan Media Grassroot, Wilson Lalengke Laporkan Kapolres Pringsewu ke Divisi Propam Polri
Salah Satu Aktivis dalam pemeriksaan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Foto Istimewa
Salah Satu Aktivis dalam pemeriksaan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Foto Istimewa

Neta mengaku heran dengan polisi dan sejumlah pihak. “Tapi anehnya kenapa TNI tenang-tenang saja. Kenapa BIN tidak memberi sinyal bahwa negara sudah gawat dengan adanya kelompok nasionalis dan agama hendak melakukan makar. Anehnya lagi, hingga kini para tokoh nasionalis yang pernah ditangkap dengan tuduhan makar tidak jelas keberadaan kasusnya. Bahkan BAP-nya cenderung ditelan bumi karena BAP-nya tak pernah dilimpahkan ke kejaksaan,” sambung Neta.

(Baca: Aksi 313 Berbeda dengan Aksi 212, Sebab…)

Sebab itu, kata dia, polisi harus menjelaskan secara transparan bagaimana nasib BAP kasus makar terhadap tokoh-tokoh nasionalis itu dan bagaimana nasib BAP tokoh-tokoh Islam yang dituduh makar dan sudah ditangkapi itu nantinya. Sebab apa yang dilakukan Polda Metro Jaya akhir-akhir ini sangat membingungkan. Ada apa dengan polisi.Jangan sampai polisi dituduh memihak salah satu calon gubernur Jakarta dan hanya karena ada pihak tertentu yang mendemo calon gubernur itu. Polisi langsung main tangkap dengan tuduhan makar.

Baca Juga:  Pengacara Sunandar Yuwono Ambil Alih Perkara Tunggakan Pengembang Tenjo City Metropolis 

“Untuk itu IPW mendesak polisi segera melimpahkan BAP kasus makar sebelumnya agar bisa dituntaskan dan dibuktikan di pengadilan. Apakah tuduhan polisi terhadap mereka benar sesuai faktanya atau hanya reka-rekaan polisi belaka untuk melakukan kriminalisasi tokoh-tokoh kritis dan sekaligus berpihak pada cagub tertentu,” kata Neta.

Simak: Massa Aksi 313 Dilarang Orasi Depan Istana

Penulis: Eriec Dieda
Andika: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 22