NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq Kabupaten Bandung, Jawa Barat dalam jangka waktu sebulan berhasil meningkatkan nilai jual produk kopi salah satu produk usahanya. Peningkatan tersebut diraih pasca mengikuti pelatihan pengembangan unit usaha kopi olahan dari program Santripreneur Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin, Gati Wibawaningsih menyampaikan, Sebelumnya Koperasi Ponpes Al Ittifaq hanya menjual kopi dalam bentuk ceri (buah) senilai Rp6.000 per kilogram (kg). Namun, setelah diberikan pembinaan dan fasilitasi mesin peralatan, saat ini mampu memproduksi kopi roasting dengan harga Rp250 ribu per kg.
Baca juga:
- Kemenperin Kembangkan Program Santripreneur di Pondok Pesantren
- Peran Santri Dalam Revolusi Industri 4.0 di Indonesia
- Temanggung Punya Kopi Lokal Rasa Internasional
- Kembangkan Kopi dan Kakao, Kementan Minta Anggaran Rp 2,3 Triliun
- Kopi Gayo Aceh Jadi Primadona Pada Pameran Kopi Dunia di Seattle
Ponpes Al Ittifaq Kabupaten Bandung, kata Gati, memiliki potensi besar dalam pengembangan IKM kopi olahan. Ponpes tersebut memiliki kebun kopi seluas 30 hektare dan didukung dengan 130 hektare yang dimiliki alumni ponpes.
“Setiap minggunya, kebun kopi mereka mampu menghasilkan 60 kg kopi dalam bentuk mentah,” ujar Gati dalam keterangan resmi seperti dikutip nusantaranews.co, Jumat (1/6/2018).
Gati mengatakan, saat ini, Koperasi Ponpes Al Ittifaq telah berhasil mengolah kopi mentah menjadi roast bean lebih dari 2kg per hari.
“Dalam satu bulan, kopi roast bean yang dihasilkan mencapai 60kg yang dikerjakan oleh lima orang santri. Jadi, ada peningkatan nilai tambah produk,” lanjut Gati.
Diprediksi pada bulan Juni dan Juli 2018, akan memasuki masa panen dan dapat menghasilkan jumlah kopi yang lebih banyak. Mengenai strategi penjualan, Gati mengungkapkan, santri sering menawarkan kepada para tamu atau pengunjung ponpes yang setiap harinya bisa mencapai 100 orang. Selain itu dipromosikan melalui sosial media dan marketplace.
“Mereka sudah memanfaatkan pasar online, dan sekarang sedang diurus izin edar makanan dari BPOM agar usahanya punya sertifikat dan pemasaran produknya bisa lebih luas lagi,” kata Gati.
Gati juga menyampaikan, pihaknya bakal memfasilitasi Koperasi Ponpes Al Ittifaq agar berpartisipasi melalui program e-Smart IKM. “Hal ini sebagai salah satu langkah strategis untuk menuju implementasi revolusi industri 4.0 sekaligus memperluas pasar ekspor,” ungkap Gati.
Pewarta: Roby Nirarta
Editor: Achmad S.