Ekonomi

Kemenperin Kembangkan Program Santripreneur di Pondok Pesantren

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kemenperin Kembangkan Program Santripreneur di Pondok Pesantren. Kementerian Perindustrian di samping mendukung program revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk penguatan pendidikan vokasi, Kemenperin juga tengah mendorong peran pondok pesantren dalam upaya mewujudkan kemandirian industri nasional.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa, langkah strategis ini dilakukan melalui Program Pengembangan Industri di Pondok Pesantren, yang berbasis pada Business Process Outsourcing (BPO), Joint Operation, dan Capacity Building dengan kerja sama beberapa perusahaan industri dan perbankan.

“Untuk itu, dalam kesempatan ini dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) peningkatan kapasitas kemandirian pondok pesantren dan pemberian smart card Fintech secara simbolis kepada pengelola pondok pesantren,” kata Menperin Airlangga pada Peluncuran Program Pendidikan Vokasi Industri untuk wilayah Jawa Barat di PT Astra Otoparts Tbk., Cikarang Pusat, Bekasi, seperti dikutip dari siaran pers Kemenperin, Jumat (28/8/2017) malam.

Aplikasi dan smart card Fintech ini, kata Airlangga, bertujuan untuk mempermudah pengelolaan keuangan pondok pesantren yang dapat dimonitor secara real time, dengan beberapa fitur seperti pengiriman uang dari wali santri kepada santri, belanja di koperasi pesantren, pembelian pulsa, menabung, pemasaran produk pesantren ke masyarakat umum melalui e-commerce, serta penyediaan kredit perumahan bagi santri dan pengurus pondok pesantren ke depannya.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat

“Selain itu dikembangkan juga program Santripreneur yang bertujuan meningkatkan pemberdayaan ekonomi melalui penumbuhan wirausaha baru di lingkungan pondok pesantren, melalui bimbingan, pendampingan, bantuan mesin dan peralatan, serta fasilitasi promosi melalui festival ekonomi syariah Islamic Sharia Economic Festival (ISEF) tahun 2017,” papar Airlangga.

Selanjutnya, tambah dia, untuk mendorong SMK dan pondok pesantren mengembangkan pendidikan vokasi yang berorientasi produksi, dilakukan melalui pemanfaatan teaching factory.

“Kali ini, kami melibatkan dua pesantren, yaitu Pesantren Nurul Iman di Bogor yang mempunyai 25.000 santri, dan Pondok Pesantren Sunan Derajat. Untuk Pesantren Nurul Iman bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara, sedangkan untuk Pesantren Sunan Drajat dengan Bank Indonesia,” ungkapnya.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 40