NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei pada 27 Januari – 3 Februari 2018 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sample dalam survei ini adalah 1200 responden dengan margin of error +/- 2.83% pada tingkat kepercayaan 95%.
Klaster survei ini menjangkau 34 provinsi se-Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir. Sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih. Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat.
Baca juga: Hasil Survei Keterpilihan dan Elektabilitas Jokowi Terkadang Tak Masuk Akal
Hasilnya, tren elektabilitas Joko Widodo dan Prabowo Subianto mengalami kenaikan cukup tinggi jika berkaca pada survei sebelumnya. Karena itu, kandidat Capres kuat hanya Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Survei ini diumumkanDirektur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu (18/2).
“Tren dan gap elektabilitas kedua figur ini juga tidak terlalu berbeda dengan survei Poltracking sebelumnya (November 2017), yaitu berjarak antara 20%-25% dengan elektabilitas Prabowo berkisar di angka 20%-33% dan elektabilitas Jokowi berkisar di angka 45%-57%,” kata Hanta Yuda.
Baca juga:
Mengapa Lembaga Survei Selalu Menempatkan Jokowi di Posisi Teratas?
Survei Poltracking: 22,3 Persen Masyarakat Tak Puas Kinerja Pemerintahan Jokowi-JK
Survei Poltracking: 17,6 Persen Masyarakat Tak Percaya Pemerintahan Jokowi-JK
Di luar dua figur tersebut, kata dia, semua tokoh baik elit politik lama seperti tokoh yang pernah tampil pada pemilu sebelumnya
maupun tokoh baru yang muncul dalam dinamika elektoral tiga tahun terakhir bahkan angka elektabilitasnya tak lebih dari 5%.
“Sebaliknya, tren elektabilitas Jokowi maupun Prabowo cenderung naik jika berkaca pada survei sebelumnya. Karena itu, kandidat Capres kuat hanya Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Namun demikian, hal penting yang perlu dicatat adalah meskipun elektabilitas Jokowi jauh di atas Prabowo dengan silisih 20% atau lebih, Jokowi capres terkuat tetapi masih belum aman sebagai capres inkamben karena elektabilitasnya masih di bawah 60%,” jelasnya. (red)
Baca juga: Survei Indo Barometer Absurd Berat
Editor: Eriec Dieda