NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Selama ini, aliran sungai di hulu hingga hilir masih dianggap sebagai tempat pembuangan dan menjadi tempat pembuangan sampah.
Komunitas Masyarakat Pelestari Aliran Sungai Serang mengatakan bahwa kondisi di aliran yang mengalami sedimen yang sudah sangat tebal dan tanggul-tanggul yang jebol, pemanfaatan daerah bahu tanggul dan bahu sungai yang tidak tepat sudah dirasakan akibatnya oleh masyarakat di daerah Pengasih Wates Panjatan dan Temon. Dampak paling nyata adalah banjir.
“Harapan kami ini terlahir dari masyarakat dapat menggugah dan mendorong peran sertanya di dalam pembangunan yang akan direncanakan dalam waktu dekat oleh Balai Besar Serayu Opak. Banyak sekali gagasan yang tentunya bisa digali dari Sungai Serang selain sebagai aliran air dan juga konservasi air tentunya juga mampu menjadi nilai lebih guna dan peruntukannya. Semisal seperti pariwisata sungai,” kata Komunitas Masyarakat Pelestari Aliran Sungai Serang saat berbincang dengan NusantarNews, Yogyakarta, Minggu (14/1/2018).
Komunitas Pelestari Sungai ini berharap dengan adanya gagasan tersebut dapat dijadikan sebagai daya dukung guna melestarikan aliran sungai agar dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Selain itu, gagasan tersebut juga diharapkan dapat memunculkan kader-kader pelestari yang bisa ikut berpartisipasi dalam melestarikan aliran sungai Serang.
Sementara itu, aktivis Gerbang Bintang Selatan Gendut Minarto menuturkan bahwa Sungai Serang merupakan aset negara. Ia menilai dalam pengelolaannya perlu melibatkan masyarakat secara holistik sesuai himbauan dari Balai Besar Serayu Opak yang notabene sebagai pemegang otoritas pengelola resmi aset sungai.
“Di dalam hal ini BBSO yang diwakili oleh H.Suradi bersama Gerbang Bintang Selatan yang merasa perlu untuk mendorong dan terbentuknya Komunitas Masyarakat Pelestari Aliran Sungai Serang yang selama kurun waktu yang ada belum pernah ada dan terbentuk,” kata Gendut.
Ia menuturkan, adapun tujuannya selain menjemput proyek besar yang bakal dilaksanakan tetapi juga sebagai wujud nyata partisipasi aktif warga Kulon Progo dalam pembangunan, khususnya aliran Sungai Serang. “Perlu juga menyiapkan masyarakat di dalam pelestarian bahkan pengembangan aset guna keperuntukannya untuk kemaslahatan umat,” imbuhnya.
Gendut mengatakan selama ini di wilayah-wilayah aliran Sungai Serang saat musim hujan kerap terkena banjir. Karenanya, kata dia, perlu juga ada usulan-usulan baru yang belum masuk ke dalam rencana pembangunan sehingga selama musim hujan pembangunan dapat dimaksimalkan oleh proyek DAS Serang.
Terpisah, Balai Besar Serayu Opak (BBSO) Suradi, yang selama ini bergelut mengawal dan merencanana DAS Serang mengungkapkan bahwa putra daerah Kulon Progo dan warganya memang sudah seharusnya dilibatkan dalam setiap agenda pembangunan daerah.
“Komunitas Masyarakat Pelestari Aliran Sungai Serang sebagi alat bantu dan guna keperuntukan seluas-luasnyanya untuk kepentingan Sungai Serang dan masyarakat di aliran sungai yang terlewati dari hulu sampai hilirnya sungai,” katanya. (red/af/gd)
Editor: Eriec Dieda