NUSANTARANEWS.CO – Sebuah penelitian menemukan bahwa menikah dapat mengurangi hampir sepertiga risiko demensia.
Dilansir dari Daily Mail, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para periset dari Inggris menemukan bahwa orang yang menikah 30 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menderita demensia dari pada mereka yang memutuskan untuk tetap lajang.
Hasil tersebut ditemukan setelah menggabungkan dari lebih dari 80.000 orang di seluruh dunia. Mereka menemukan bahwa interaksi yang terjadi setelah pernikahan hingga seumur hidup dapat membuat otak tetap aktif, sehingga dapat menangkal perkembangan penyakit ini.
Orang yang menjalin hubungan cinta dengan menikah juga cenderung mendapat perhatian perihal hidup sehat, mulai dari makanan, minum obat secara teratur jika sakit, dan mendapatkan pertolongan dokter saat mereka sakit dengan mendapat dorongan dari pasangan. Kesemuanya itu dapat menjadi faktor yang mengurangi risiko demensia.
Para peneliti menuliskan, “Pencegahan demensia pada orang yang belum menikah harus berfokus pada pendidikan dan kesehatan fisik dan harus mempertimbangkan kemungkinan dampak hubungan sosial sebagai faktor risiko yang dapat dimodifikasi.”
Para ilmuan menyebut bentuk dukungan sosial yang ‘paling mendasar’ karena penelitian telah menemukan hal itu juga meningkatkan kemungkinan pertahanan dari serangan jantung dan menurunkan risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes tipe 2.
Dr. Laura Phipps, dari Alzheimer’s Research UK mengatakan, “Orang yang sudah menikah cenderung lebih baik secara finansial, merupakan faktor yang terjalin erat dengan banyak aspek kesehatan kita.
“Pasangan dapat membantu mendorong kebiasaan sehat, mencari kesehatan pasangan mereka memberikan dukungan sosial yang penting.”
“Penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial dapat dapat membantu membangun cadangan kognitif, kethanan mental yang memungkinkan orang berfungsi lebih lama dengan penyakitseperti Alzheimer sebelum menunjukkan gejala.”
Dr. James Pickett kepala penelitian di Alzheimer’s Society mengatakan bahwa penelitian tersebut tidak memberi penjabaran yang lebih luas tentang bagaimana pernikahan penting bagi kesehatan.
“Tapi analisis tersebut mengisyaratkan bahwa kesehatan fisik yang lebih buruk di antara mereka yang tetap lajang adalah sebagian tergantunhg tanggung jawab. Kontak sosial sehari-hari yang pasti muncul bersamaan dengan pernikahan mungkin juga berperan, namun diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan hal tersebut benar terjadi.”
Hal yang pasti adalah hubungan baik secara fisik maupun mental dalam pernikahan memberikan orang lebih banyak ruang untuk menjalani hidup dengan lebih baik karena curahan kasih sayang di antara ia dan pasangannya.
Penulis: Riskiana
Editor: Romandhon