Puisi Mukhamad Choirudin
Doa Lelaki Yang Bergadang
Gelap,
Matahari redup sementara
bersinar pada bumi sebelah. Atau mungkin ia lelah menuntun
umat pada terang jalan menuju Tuhan.
Bulan yang anggun. Bintang berserakan. Terjaga
untuk mengejar setan yang kabur menggoda manusia.
Dingin,
Lalu ia berteduh di antara suhu yang menghidupkan cita rasa kopi
Mengeja alam yang menarik tubuhnya
Mengejar angin yang lalu lalang tanpa bicara
Suaranya nyaring
di tidurnya yang terbaring
Ia masih terjaga sebab dingin hanyalah api yang lupa
bagaimana memerahkan bara
atau mungkin sudah di ambil neraka
Sunyi,
Masih adakah tempat paling diam dari pada hati?
yang bisu pada kata. Sebab huruf-huruf menolaknya.
Kematian yang sementara
Gelap, dingin dan sunyi membara terbakar
ia teringat dengan moyangnya
yang meceritakan apa itu surga.
Yogyakarta, 19 juli 2014
Mukhamad Choirudin lahir di Magelang, Jawa Tengah, 7 November 1992. Puisinya pernah termuat dalam antologi bersama Musim Yang Berjalan Pada Kota Waktu dan Puisi-puisi Lainnya (KMSI FBS UNY) 2012.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].